Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu,
Ahlan wa sahlan, selamat datang di blog Toko Buku An-Naajiyah. Kunjungi toko kami di jln. Bangka Raya no D3-4, Perumnas 3 Bekasi. Dapatkan discount-discountnya. Atau dapat dipesan dengan mengontak kami di +6281219112152, +622170736246, E-mail gwsantri@gmail.com, maka barang akan dikirim ketempat tujuan setelah dikurangi discount dan ditambahkan ongkos kirim yang ditanggung oleh si pemesan. Kunjungi juga toko online kami di www.tb-an-naajiyah.dinomarket.com.

Pembayaran:
1. Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, no 7000739248, kode ATM Bersama 451, a.n Gusti Wijaya Santri.
2. Bank Muamalat cabang Kalimas Bekasi, no 0218913136, kode ATM Bersama 147, a.n Gusti Wijaya Santri

Pengiriman pesanan menggunakan JNE/Pos Indonesia/Indah Cargo/Pahala Kencana/jasa pengiriman yang disepakati.

Semoga kehadiran toko dan blog ini dapat memberikan manfa'at untuk Saya khususnya dan semua pengunjung pada umumnya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Banner

Jumat, 21 Januari 2011

Etika Terhadap Orang Tua

Hits:

Seorang Muslim meyakini hak kedua orang tua terhadap dirinya, kewajiban berbakti, taat dan berbuat baik kepada keduanya. Tidak karena keduanya penyebab keberadaannya atau karena keduanya memberikan banyak hal kepadanya sehingga dia harus membalas budi keduanya tetapi karena Allah Azza wa Jalla mewajibkan taat, menyuruhnya berbakti danberbuat baik kepada keduanya. Bahkan Allah Ta'ala mengaitkan hak orang tua tersebut dengan hak-Nya yang berupa penyembahan kepada diri-Nya dan tidak kepada yang lain. Allah Azza wa Jalla berfirman, artinya:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya Kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibi-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan jangan pula kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan mulia". (SQ. Al-Isra: 23)
Allah Subhana wa Ta'ala berfirman, artinya:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapak, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu". (SQ. Luqman: 14).

Seseorang bertanya kepada Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam, artinya "Siapakah orang yang berhak mendapatkan pergaulanku yang baik? Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi, "siapa lagi?". Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi, "siapa lagi?". Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi, "siapa lagi?'. Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Ayahmu".

Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, artinya:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka kepada kedua orang tua, menahan hak dan mengubur hidup anak perempuan. Allah membenci untuk kalian gosip, banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta". (Muttafaq Alaih)

Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, artinya:
"Maukah kalian aku jelaskan dosa yang paling besar?" Para sahabat menjawab, "Mau wahai Rosulullah". Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua". Ketika itu Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersandar, kemudian beliau duduk dan bersabda, "Ketahuilah (setelah itu berkata bohong dan kesaksian palsu). Ketahuilah berkata bohong dan kesaksian palsu." Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam terus menerus mengatakan kalimat terakhir. Hingga Abu Bakar berkata, "Ah, seandainya Rosulullhu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam diam tidak mengatakan terus-menerus kalimat terakhi".

Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, artinya:
"Seorang anak tidak dapat membalas ayahnya kecuali di menemukan ayahnya menjadi budak kemudian ia membelinya dan memerdekakannya". (Muttafaq Alaih)

Abdullah bin Mas'ud Rodhiyallahu Anhu berkata, artinya:
"Aku pernah bertanya kepada Rosulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam, "Amal apa yang paling dicintai Allah Ta'ala?" Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Sholat diawal waktu". Aku bertanya, "Kemudian amalan apa lagi?" Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Berbakti kepada kedua orang tua". Aku bertanya lagi, "Kemudian amalan apa lagi?" Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Jihad di jalan Allah". (Diriwayatkan Muslim) 

Salah seorang sahabat datang kepada Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam untuk meminta izin berjihad, kemudian beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu msih hidup?" Sahabat tersebut menjawab, "Ya keduanya masih hidup". Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Mintalah izin kepada keduanya, kemudian berjihadlah". (Muttafaq Alaih)

Salah seorang kaum Anshor datang kepada Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam, kemudian berkata, "Wahai Rosulullah apakah aku masih mempunyai kewajiban bakti kepada orang tua yang harus aku kerjakan setelah kematian keduanya?" Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, artinya: "Ya ada, yaitu empat hal: "Mendo'akannya, memerintahkan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya, memuliakan teman-teman keduanya dan menyambung sanak famili dimana engkau tidak mempunyai hubungan kekerabatan kecuali dari jalur keduanya. Itulah bentuk bakti engkau kepada keduanya setelah kematian keduanya". (Diriwayatkan Abu Dawud)

Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, artinya:
"Sesungguhnya bakti terbaik ialah hendaknya seorang anak tetap menyambung hubungan keluarga ayahnya setelah ayahnya menyambungnya". (Diriwayatkan Muslim)

Setelah seorang Muslim mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan menunaikannya dengan sempurna karena mentaati Allah Ta'ala dan merealisir wasiat-Nya maka juga menjaga etika-etika berikut ini terhadap kedua orang tuanya:
1. Taat kepada kedua orang tua dalam semua perintah dan larangan keduanya selama di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan kepada Allah dan pelanggaran terhadap Syariat-Nya karena manusia tidak berkewajiban taat kepada manusia sesamanya dalam bermaksiat kepada Allah, berdasarkan dalil-dalil berikut:
Firman Allah Ta'ala, artinya:
"Dan jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya dan pergaulilah keduanya dengan baik". (SQ. Luqman: 15)
Sabda Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam, artinya:
"Sesungguhnya ketaatan itu hanya ada dalam kebaikan". (Muttafaq Alaih)
Sabda Rosulullahu Shollallahu 'Alaihi wa Sallam, artinya:
"Tidak ada kewajiban ketaatan bagi manusia dalam maksiat kepada Allah".

2. Hormat dan menghargai keduanya, merendahkan suara dan memuliakan keduanya dengan perkataan dan perbuatan yang baik, tidak menghardik dan tidak mengangkat suara diatas suara keduanya, tidak berjalan di depan keduanya tidak mendahulukan istri dan anak atas keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya namun memanggil keduanya dengan panggilan, "Ayah, Ibu" dan tidak bepergian kecuali dengan izin dan kerelaan keduanya.
3. Berbakti kepadanya dengan apa saja yang ia mampu kerjakan dan sesuai dengan kemampuannya seperti memberi makan, pakaian kepada keduanya, mengobati penyakit keduanya menghilangkan madzarat dari keduanya dan mengalah untuk kebaikan keduanya.
4. Menyambung hubungan kekerabatan dimana ia tidak mempunyai hubungan kekerabatan kecuali dari jalur kedua orang tuanya, mendo'akan dan memintahkan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji (wasiat), memuliakan teman-teman keduanya.

(Disalin dari kitab Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim karya Syaikh Abu Bakr Jabir al-Jazairi terbitan Darul Falah)