tag:blogger.com,1999:blog-5544442646470392262024-03-05T10:29:59.658-08:00Toko Buku An-NaajiyahKitab, Herbal dan Perlengkapan MuslimToko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comBlogger553125tag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-5403924326326152482016-02-28T02:20:00.000-08:002016-02-28T02:29:03.505-08:00Sisi Kajian - Kakek, Depok dan CikarangTeringat kejadian selepas tabligh akbar ustadz Yazid di masjid walikota Depok.
Saya lihat ada seorang kakek tua dengan jenggot sudah kebanyakan putihnya. Perkiraan saya sudah lebih 60 tahun umurnya.
Sambil menunggu peserta kajian sepi, kami mengobrol, lantas sang kakek bercerita bahwa dia sangat bersyukur dia bisa hadhir di tabligh akbar ustadz Yazid Jawas, yang sebelumnya hanya dia dengar namanya saja.
Dia menceritakan bahwa dia tinggal di Cikarang. Dia sangat bersyukur di usianya yang sudah tua, dia diberi hidayah Sunnah demikian juga kondisi keluarganya, yang Alhamdulillah sudah mengenal dakwah Salaf semua. Walau tantangan di daerahnya tinggal tidaklah mudah. Anak-anaknya, salah satunya bekerja sebagai kuli bangunan disalah satu proyek di Depok.
Dia datang dari Cikarang ke Depok untuk ziarah ke anaknya tersebut. Tapi, Qaddarallah anaknya tidak ada di tempat. Dalam perjalanannya dia melihat ada spanduk tabligh akbar ustadz Yazid Jawas Hafizhahullah, maka dia dengan semangat menghadhiri majelis tersebut sambil berharap putranya juga akan hadhir disana.
Qaddarallah, dia tidak berjumpa dengan anaknya. Dia memutuskan untuk pulang ke Cikarang.
Setelah saya tanya, baru dia menjaskan bahwa dia pulang ke Cikarang dengan berjalan kaki.
Saya kaget karena jarak Depok - Cikarang, bukanlah jarak yang dekat. Dia menjawab paling satu hari sampai. Dia katakan dia biasa menghadhiri majelis ta'lim di Amar Ma'ruf atau yang lainnya dengan berjalan kaki.
Bergetar rasanya hati ini, sungguh luar biasa semangat mereka, kecil rasanya jiwa ini.
Saya mau mengajak ikut ke mobil yang saya sewa, rasanya sudah tidak mungkin karena sudah penuh dengan istri dan anak-anak saya.
Saya kontak teman-teman dari Rawa Semut, mereka sudah jauh dari masjid tersebut.
Teringat akan teman dari Perumnas 3, dia bawa mobil juga. Saya kontak ternyata beliau belum terlalu jauh dan masih ada bangku yang kosong, beliau memutar kembali kendaraannya.
Alhamdulillah, sang kakek akhirnya bisa ikut serta pulang ke Cikarang.
#Cerita seorang ikhwan
Diceritakan kembali oleh
Abu Muhammad Gusti
Rawaroko,
Jum'at, 17 Oktober 2014Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-46168873893773813372015-02-09T19:05:00.000-08:002015-02-09T19:05:27.022-08:00Ustadz Dr. Erwandi Tarmizi, MALahir di Pekanbaru 30 September 1974
- D1 Pengajaran Bahasa Arab LIPIA, 1994-1995
- S1 Syariah LIPIA, 1995-1999.
- S2 jurusan Ushul Fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2001-2005.
- S3 jurusan Ushul fiqh, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, 2006-2011.
- Menjadi Supervisor Materi Keislaman Divisi Bahasa Indonesia situs www.islamhouse.com 2004-2006.
- Anggota tim pembuatan program e-book “Panduan Indeks Thesis dan Disertasi Fakultas Syariah”, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, 2006-2007.
- Anggota tim pembuatan program e-book “Panduan Lengkap Muamalat”,
Dewan Syariah, Bank Al Rajhi, Riyadh, 2007-2008.
- Manajer situs islam berbahasa indonesia www.islam-indo.org , 2008-2009 .
- Pengajar D2 Studi Islam di Kantor Dakwah Islam Rabwah (2003-2011), dan di Kantor Dakwah Islam Rawdhah (2010 -2011).
- Penulis tetap kolom Fiqh Kontemporer, majalah “Manhajuna” Riyadh, 2003- sampai sekarang.
- Penulis tetap kolom Fiqh Muamalat Kontemporer & kolom Halal-Haram, majalah “Pengusaha Muslim”, Agustus 2011- sampai sekarang.
- Thesis : “Al Atsar Al Ushuly li Qaidah Isytirath Al Qudrah Lit Taklif”. Disertasi: “Tahqîq Mazhab Shafi’iyyah Fîmâ Ikhtalafu Fîhi Min Al Masail Al Ushuliyyah Fî Mabâhitsi Al Hukmi As Shar’i Wa Al Adillah“.
- Terjemahan buku “Sejarah Mekkah”, Darussalam for Publishing, Riyadh, 2003.
- Terjemahan buku “Sejarah Madinah”, Darussalam for Publishing, Riyadh, 2003.
- Terjemahan buku “Riyadhushshalihiin”, Darussalam for Publishing, Riyadh, 2004.
- Terjemahan buku “Tanda-tanda Hari Kiamat, Tinjauan Masa Depan Dunia Islam”, Qisthi Press, Jakarta, 2004.
- Terjemahan buku “Obat Penawar Sihir”, Islamic International for Publishing House, Riyadh, 2006.
- Terjemahan modul “Pengantar Fiqh Perbankan Islam”, Ma’had Al ‘Aly lil Qadhaa’, Universitas Islam Al Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, 2009.
- Harta Haram Muamalat Kontemporer, P.T. Berkat Mulia Insani, Jakarta, Februari 2012.
Pekerjaan :
- Komisaris ErwandiTarmizi&Associates
- Dosen tamu di program magister Perbankan Syariah Universitas Ibn. Khaldun Bogor.
- Dosen tamu di program magister Managemen Bisnis Syariah IPB
- Dosen tamu di program magister Ekonomoi Syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Tazkia Bogor
- Dosen tamu di program magister Pemikiran Islam Kosentrasi Usul dan Fikih kelas Internasional Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Kegiatan :
- Pemateri fiqih kontenporer radio rodja, rodja TV bogor.
Hp: 087885853828
Email tanya@erwanditarmizi.com
http://erwanditarmizi.com/?page_id=5Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-90489139247590779952014-10-20T02:15:00.000-07:002014-10-22T02:05:18.973-07:00Sisi Kajian - Tumpangan Gratis<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9KSV-Ojo4jrlgMHHk745TkxDnEvkHdD6p_t5u_E2HqiDLVlAwpj7-Z_Ywm3wvEneX2pZiIGX_JptjCEO_lW9jNPtDzCZ4w3rjyzCZfjkYavzoP1jRyH_dG4AH8coNKhhyphenhyphen4O7fYYR0rqyN/s1600/Motor.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9KSV-Ojo4jrlgMHHk745TkxDnEvkHdD6p_t5u_E2HqiDLVlAwpj7-Z_Ywm3wvEneX2pZiIGX_JptjCEO_lW9jNPtDzCZ4w3rjyzCZfjkYavzoP1jRyH_dG4AH8coNKhhyphenhyphen4O7fYYR0rqyN/s1600/Motor.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber foto http://yvcibc.wordpress.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
</div>
Selepas tabligh akbar ustadz Yazid di salah satu daerah di belakang
pasar Tambun (Yapemas kalau nggak salah). Setelah shalat Dzuhur, satu
persatu peserta kajian meninggalkan masjid, termasuk juga saya.<br />
<br />
Saya
lihat tidak ada ojek, berangkat tadi memang naik angkot dilanjut naik
ojek dari pasar Tambun. Jalan kaki saja, pikir saya, jaraknya juga tidak
terlalu jauh dari jalan yang dilalui angkot.<br />
Terlihat beberapa
peserta kajian yang pulang berkendara motor, ada yang sendirian ada yang
berboncengan, demikian juga yang menggunakan mobil dan yang berjalan
kaki juga banyak, termasuk saya. <br />
Ada yang mengklakson ketika mereka melewati saya, baik yang bermotor atau bermobil, lebih banyak yang lewat saja tanpa menyapa.<br />
<br />
Belum terlalu jauh berjalan, tiba-tiba ada motor yang menghampiri dan
pengendaranya mengucapkan salam dan berhenti. Dia bukan orang asing bagi
saya, karena mungkin hampir sebagian besar ikhwah Salafi khususnya
daerah Bekasi mengenal beliau dan sebagian ikhwah menyebutnya sebagai
"icon" kajian Salaf. Dimana ada tabligh akbar, pasti beliau berperan
serta, terkadang menjadi pembawa acara atau yang lainnya. Wajahnya juga
terkadang dengan kesibukannya sebagai panitia sering melintas di VCD-VCD
kajian, baik kajian ustadz-ustadz ataupun ulama dari Timur Tengah. Tapi
beberapa waktu kemudian, beliau jarang terlihat, dan baru terlihat lagi
saat ini. (Alhamdulillah di masa-masa akhir kajian di Amar Ma'ruf
berapa bulan lewat, beliau terlihat aktif lagi).<br />
Setelah bertegur
sapa, saling menanyakan khabar dan lain-lain, beliau menawarkan
tumpangan untuk sampai ke jalan yang dituju, sayapun mengiyakan dan ikut
dengan beliau. Dalam perjalanan tersebut, beliau Hafizhahullah
menyesalkan bagaimana muamalah para ikhwah yang sangat berat untuk
menawarkan tumpangan baik yang menggunakan roda dua atau roda empat
sekalipun, padahal mereka sendiri di motor atau mobil mereka dan hal
tersebut bukan hal yang susah untuk dilakukan.<br />
Saya yang sebelumnya,
tidak memeperhatikan hal tersebut sebelumnya, menjadi memikirkan juga
kata-katanya, dan membenarkan hal tersebut karena selama perjalanan itu
saja banyak sekali ikhwah yang bermotor sendiri atau yang bermobil
dengan kursi kosong di mobilnya masih ada, lewat baik dengan cepat atau
lambat. Sementara yang berjalan kaki juga sangat banyak.<br />
<br />
Saya
tanyakan juga apakah beliau sendirian, beliau bilang bahwa beliau hadhir
dengan keluarganya. Setelah sampai di jalan yang dituju, beliau
menunjuk ke sebuah tenda warung, seorang ummahat dan berapa orang anak
kecil sedang menunggu disana. Ternyata disitu istri dan anak beliau
menunggu.<br />
Setelah sampai, beliau izin untuk kembali lagi ke
tempat kajian untuk menawarkan tumpangan kepada ikhwah yang berjalan
kaki seperti saya. Masya Allah, ternyata itu dilakukankannya
berulang-ulang. (teringat dulu perkataannya kepada saya, bahwa beliau
bukanlah orang yang berilmu, bukan juga orang kaya, tapi beliau
berkeinginan untuk dapat memberikan sumbangsihnya untuk dakwah, beliau
katakan bahwa beliau hanya memiliki tenaga, maka tenaga itulah yang bisa
beliau sumbangkan untuk kemajuan dakwah barokah ini).<br />
<br />
<a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/cerita?source=feed_text&story_id=789571851106313"><span class="_58cl">#</span><span class="_58cm">Cerita</span></a> Seorang Ikhwan<br />
<br />
Toko Buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi, 20 Oktober 2014 (Hari
pelantikan pak Jokowi sebagai presiden baru Indonesia menggantikan pak
SBY)<br />
Diceritakan kembali oleh Abu Muhammad GustiToko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-7177150452999523122014-10-09T01:11:00.002-07:002014-10-09T01:11:30.216-07:00Rahmatan Lil Alamin, Abdul Hakim bin Amir Abdat, Pustaka Imam asy-Syafi'i<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3f6Z-Omk4do7RE8xplpzrNJPzbCGI1PlibJJ-dFsRr5FO3dH__Ud_et1255nxTV3urf1WmF_mHasJRHYGS2nC48hnPPSE_NYgeoGlvTUXvsK85zQdOYMDTtadejARSMXWu6VPt0pKada/s1600/PIS+-+Rahmatan+Lil+Alamin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf3f6Z-Omk4do7RE8xplpzrNJPzbCGI1PlibJJ-dFsRr5FO3dH__Ud_et1255nxTV3urf1WmF_mHasJRHYGS2nC48hnPPSE_NYgeoGlvTUXvsK85zQdOYMDTtadejARSMXWu6VPt0pKada/s1600/PIS+-+Rahmatan+Lil+Alamin.jpg" height="320" width="250" /></a></div>
Judul buku: Rahamatan Lil Alamin, Menyelami Kasih Sayang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam<br />
Penulis: Abdul Hakim bin Amir Abdat<br />
Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i<br />
Harga: Rp 40.000,-<br />Diskripsi:<br />
Kitab Rahmatan Lil 'Alamin atau Nabi Muhammad <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam</i> <i>Nabiyyurrahmah</i> (Nabi Rahmat) ini adalah sebuah kitab yang dipenuhi ayat al-Qur-an dan hadits-hadits shahih.<br />
<br />
Kitab ini menjelaskan kepada kita akan keagungan dan kemuliaan Nabi Muhammad sebagai <i>Nabiyyurrahmah</i>, Nabi yang menjadi rahmat bagi sekalian alam. Benar, beliau adalah rahmat bagi manusia, hewan dan segenap makhluk-Nya.<br />
<br />
Kitab ini juga menjelaskan ketinggian agama Islam, kelengkapan dan kesempurnaannya, sebagai rahmat dari risalah <i>Rabbul 'alamin</i> yang dibawa <i>Nabiyyurrahmah</i>.<br />
<br />
Kitab ini menyingkap kesalapahaman orang-orang terhadap Islam dan Nabi Islam beserta ajarannya. Serta menjelaskan hakikat agama-Nya, dakwah para Nabi dan Rasul, serta hal-hal terkait lainnya.<br />
<br />
Kitab ini menjelaskan <i>ashlain</i> (dua dasar atau nash), yaitu al-Qur-an dan as-Sunnah, keaslian dan kemurnian keduanya dalam pemeliharaan <i>Rabbul 'alamin</i>.<br />
<br />
Sungguh, kitab ini patut dibaca setiap muslim sebagai pengantar bagi mereka di dalam mempelajari Islam yang<i> hakiki</i>. Ya, Islam yang dibawa seluruh Nabi dan Rasul, yang pengutusan mereka diakhiri atau ditutup dengan kenabian dan kerasulan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam, <b>Nabiyyurrahmah</b>.Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-16052484374154833102014-10-08T22:16:00.000-07:002014-10-08T22:16:35.678-07:00Tata Cara Shalat Gerhana*<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNYZI4zeHHhPWF585hP6KlADIzEHxEcl6mKXQNBUC9CI6emgyXwIbhpsHxw7zY26u9aPWkPRUFIGXv5PYdVtEW-aLKuNqHK_q-hlU29xHC3Y8sQ7uvfoNfTqvgDr60Gvg6UJxomYkv2WWH/s1600/Gerhana-Bulan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNYZI4zeHHhPWF585hP6KlADIzEHxEcl6mKXQNBUC9CI6emgyXwIbhpsHxw7zY26u9aPWkPRUFIGXv5PYdVtEW-aLKuNqHK_q-hlU29xHC3Y8sQ7uvfoNfTqvgDr60Gvg6UJxomYkv2WWH/s1600/Gerhana-Bulan.jpg" height="197" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber foto www.sidomi.com</td></tr>
</tbody></table>
<b>Pertama</b>, <b>Shalat gerhana</b> disyariatkan bagi kaum muslimin yang melihat peristiwa gerhana matahari atau bulan
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda terkait peristiwa gerhana:<br />
<div class="arab">
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ</div>
”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat. (HR. Bukhari)<br />
Karena itu, bagi umat islam di daerah lain yang tidak melihat peristiwa gerhana, tidak disyariatkan melaksanakannya.<br />
<br />
<b>Kedua</b>, dianjurkan untuk mengundang kaum muslimin dengan panggilan: As-shalaatu jaami’ah<br />
Dari Abdullah bin Umar, beliau mengatakan:<br />
<div class="arab">
لمّا كسَفَت الشمس على عهد رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – نودي: الصلاة جامعة</div>
Ketika terjadi gerhana matahari di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, diserukan: As-shalaatu jaami’ah. (HR. Bukhari & Muslim)<br />
Makna kalimat ini adalah: Hadirilah shalat yang dilaksanakan secara
berjamaah ini. (Fathul Bari, 2/533, dinukil dari Mausu’ah Fiqhiyah
Muyassarah, Husain Al-Awayisyah, 2/173).<br />
<br />
<b>Ketiga</b>, bacaan shalat gerhana matahari dikeraskan, meskipun dilakukan di siang hari<br />
Imam Bukhari membuat judul bab dalam shahihnya:<br />
<div class="arab">
باب الجهر بالقراءة في الكسوف</div>
Bab mengeraskan bacaan ketika shalat kusuf (gerhana).<br />
Kemudian beliau membawakan beberapa dalil yang menunjukkan anjuran itu.<br />
<br />
<b>Keempat</b>, Dianjurkan bacaannya panjang<br />
A’isyah mengatakan:<br />
<div class="arab">
ما سجدْت سجوداً قطّ كان أطول منه</div>
Saya belum pernah melakukan sujud yang lebih panjang dari pada sujud shalat gerhana. (HR. Bukhari)<br />
Dalam riwayat yang lain, beliau mengatakan:<br />
<div class="arab">
ما ركعتُ ركوعاً قطّ، ولا سجدت سجوداً قطّ؛ كان أطول منه</div>
Saya belum rukuk maupun sujud sekalipun yang lebih panjang dari pada rukuk dan sujud ketika shalat gerhana. (HR. Muslim)<br />
<br />
<b>Kelima</b>, shalat gerhana dikerjakan secara berjamaah di masjid<br />
Imam Bukhari membuat judul bab:<br />
<div class="arab">
باب صلاة الكسوف جماعة</div>
Bab shalat kusuf secara berjamaah.<br />
Al-Hafidz menjelaskan:<br />
<div class="arab">
وإن لم يحضروا الإِمام الراتب، فيؤمّ لهم بعضهم وبه قال الجمهور</div>
Meskipun imam tetap tidak datang. Maka salah satu diantara masyarakat
menjadi imam bagi jamaah yang lain. Ini adalah pendapat mayoritas
ulama. (Fathul Bari, 2/540, dinukil dari Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah,
Husain Al-Awayisyah, 2/174)<br />
<br />
<b>Keenam</b>, wanita dianjurkan untuk ikut shalat gerhana di masjid<br />
Diantara dalil yang menunjukkan hal ini adalah testimoni A’isyah
tentang shalat gerhana yang beliau lakukan. Hadis tersebut menunjukkan
bahwa beliau mengikuti shalat gerhana ini bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.<br />
Imam Bukhari membuat judul bab:<br />
<div class="arab">
باب صلاة النساء مع الرجال في الكسوف</div>
Bab, wanita ikut shalat kusuuf bersama laki-laki ketika gerhana<br />
<br />
<b>Ketujuh</b>, tata caranya:<br />
Aisyah menceritakan :<br />
Gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit
dan mengimami sahabat dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau
ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan
memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang
sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’
tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau
sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau
mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai
mengerjakan shalat tadi), dan matahari mulai kelihatan kembali. (HR.
Bukhari)<br />
<br />
Sumber http://www.konsultasisyariah.com/tata-cara-shalat-gerhana/ <br />
<br />
*Untuk melihat video Tata Cara Shalat Gerhana bisa masuk ke link sumberToko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-50687227274173596192014-09-25T01:21:00.003-07:002014-09-25T01:21:58.095-07:00Mulia Dengan Manhaj Salaf<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU8YZbQg-aOUSaVaVL2Pr9cC7v5p2X7H8YLOAVR4F60MvhR3BAOgRr7dhvR3LwUuTYVY4B1MoN6zlDmzPJO2lnjSRGZ9BX7_24_HHGM4eBExz4Ar9cMZ_F2NLGCR80sfp19D_bg_b2E2bL/s1600/Mulia+Dgn+Manhaj+Salaf.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiU8YZbQg-aOUSaVaVL2Pr9cC7v5p2X7H8YLOAVR4F60MvhR3BAOgRr7dhvR3LwUuTYVY4B1MoN6zlDmzPJO2lnjSRGZ9BX7_24_HHGM4eBExz4Ar9cMZ_F2NLGCR80sfp19D_bg_b2E2bL/s1600/Mulia+Dgn+Manhaj+Salaf.jpg" height="200" width="153" /></a></div>
Jalan menuju kepada Allah hanya satu dan tidak bercabang, jalan
itu lurus, jelas, terang, putih bersih dan tidak ada bercak-bercak
syirik, bid’ah, khurafat, hizb, kelompok, golongan dan lainnya.<br />
Siapa
yang menempuh jalan yang satu ini dia akan mendapat jaminan dari Allah
Yang Mahamulia dan Rasul-Nya yang mulia, yaitu dia akan MULIA di dunia
dan aka<span class="text_exposed_show">n SELAMAT di akhirat.</span><br />
<br />
<div class="text_exposed_show">
Oleh
karena itu, wajib atas umat Islam untuk kembali kepada agama Islam
yang mulia menurut pemahaman Salafush Shalih. Umat Islam wajib
mengikuti ‘aqidah, keyakinan, manhaj, akhlak, mu’amalah, dan cara
beragama para Shahabat Ridhwaanullahi ‘alaihim ajma’in. Kita semua ingin
mulia dan mencari kemenangan dan kejayaan. Dan paling penting kita
semua ingin masuk SURGA. Mudah-mudahan kita diberikan taufik oleh Allah
untuk menempuh jalan yang mulia ini dan istiqomah di atas Sunnah dan
dimasukan ke Surga-Nya.<br />
<br />
(dari kitab Mulia dengan Manhaj Salaf karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas)</div>
</div>
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-47151362700955491202014-09-25T00:16:00.002-07:002014-09-25T00:39:23.216-07:00Hebatnya Hafalan Mereka<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo9igPsfZOejufO7w7oKPlQtSyDVQP_fhq8mcLtTompSIelK-qRCv52PYFCpDqcTPu8vCvTxtEpr6ts42AonqmYZ8qnMLPt-n_9ujN1TMdugXCOdIfuT2Eh1JwsH4c9PY6nsoPt-sFDzYj/s1600/Ingatan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjo9igPsfZOejufO7w7oKPlQtSyDVQP_fhq8mcLtTompSIelK-qRCv52PYFCpDqcTPu8vCvTxtEpr6ts42AonqmYZ8qnMLPt-n_9ujN1TMdugXCOdIfuT2Eh1JwsH4c9PY6nsoPt-sFDzYj/s1600/Ingatan.jpg" /></a></div>
Hebatnya hafalan Syaikhul Islam seperti dijelaskan ustadz Abdullah
Taslim pada kajian Untukmu Perindu Syurga....Dalam suatu perjalanannya
di suatu daerah - yg Syaikhul Islam tidak mengerti bahasa orang-orang
daerah tersebut - mendapatkan dua orang sedang bertengkar dan akhirnya
pertengkaran tersebut berakhir ke pengadilan, ketika diminta untuk
didatangkan saksi maka tidak ada saksi selain Syaikhul Islam, maka
diminta dia untuk menceritakan apa yg dikatakan kedua orang yg
bertengkar tersebut maka Syaikhul Islam menceritakan apa yang dikatakan
kedua orang tersebut tanpa kurang sedikitpun.....Subhanallah<br />
<br />
<span data-reactid=".b0.1:3:1:$comment218745964855574_2330898:0.0.$right.0.$left.0.0.1:0"> </span><span data-ft="{"tn":"K"}" data-reactid=".b0.1:3:1:$comment218745964855574_2330898:0.0.$right.0.$left.0.0.1:$comment-body"><span class="UFICommentBody" data-reactid=".b0.1:3:1:$comment218745964855574_2330898:0.0.$right.0.$left.0.0.1:$comment-body.0"><span data-reactid=".b0.1:3:1:$comment218745964855574_2330898:0.0.$right.0.$left.0.0.1:$comment-body.0.$end:0:$0:0">Imam
adz-Dzahabi membandingkan hafalan para ulama pada zaman periwayatan
hadist (zaman imam Bukhari) dengan hafalan para ulama pada zamannya
(disini ada Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, imam al-Midzi) mengatakan,
"Orang yang paling lemah hafalannya pada zaman periwayatan hadist
sebanding dengan orang yang paling kuat hafalannya dizamannya
kita)."....Masya Allah</span></span></span> <br />
<br />
http://kajian.net/kajian-audio/Ceramah/Abdullah%20Taslim/Bingkisan%20Bagi%20Perindu%20Surga%20%28Kajian%20di%20Dompu%29Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-15648081156395297772014-09-24T23:45:00.000-07:002014-09-24T23:47:30.785-07:00Satu Ekor Domba/Kambing Mencukupi untuk Satu Keluarga, Maksud Satu Keluarga?<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_77">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipq64ka48HOtxJPIYB5ZudbHswYbHuF71zmDlngybQkVltokoMH5CX_WTBdg3VgFzXs9l9EHZKdFC4CC21A75jhhudwsXPne7Sk0jQNLkrncA6BUAsv0EdFW8dzmaSOUuULV1PpLjSOjSs/s1600/Domba+7.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipq64ka48HOtxJPIYB5ZudbHswYbHuF71zmDlngybQkVltokoMH5CX_WTBdg3VgFzXs9l9EHZKdFC4CC21A75jhhudwsXPne7Sk0jQNLkrncA6BUAsv0EdFW8dzmaSOUuULV1PpLjSOjSs/s1600/Domba+7.jpg" /></a></div>
Bagaimana bila seekor hewan kurban diniatkan untuk satu keluarga?<br />
<br />
Syaikh Abdulmuhsin al-'Abbad kemarin malam menjelaskan bahwa hal itu
boleh dilakukan. Misal seekor kambing atau sapi dikurbankan dengan niat
untuk satu kekuarga. Akan tetapi dengan catatan, keluarga tersebut satu
dapur; artinya kebutuhan makannya berasal dari dapur yang sama, tidak
sendiri-sendiri. Adapun bila sudah punya dapur sendiri-sendiri, maka
masing-masing dibebani untuk berkurban sendiri-sendiri.<br />
<br />
Allahu ta'ala a'lam.<br />
<br />
Sumber status FB ustadz Ahmad Anshori Hafizhahullah (https://www.facebook.com/achmed.anshorie?fref=nf)</div>
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-61100778388227633822014-09-23T21:02:00.000-07:002014-10-09T00:24:08.894-07:00Bila Hasil Ru'yah Berbeda Lalu Kapan Kita Puasa Arafah?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5JkAbYdrNKm4icEo0_waZgqNGDQh2eOSF6FWaEuSRJYYapr6N8B2pNp-awKPzYN-vg24WmAetaebm2HUkDus5Eu7L-qrhAfS6crBfSUbggrLVWR_foPl-zrV1yibNcJPdGv0D1MpQYsKZ/s1600/moon2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5JkAbYdrNKm4icEo0_waZgqNGDQh2eOSF6FWaEuSRJYYapr6N8B2pNp-awKPzYN-vg24WmAetaebm2HUkDus5Eu7L-qrhAfS6crBfSUbggrLVWR_foPl-zrV1yibNcJPdGv0D1MpQYsKZ/s1600/moon2.jpg" height="184" width="200" /></a></div>
Semalam saya menanyakan 1 permasalahan pada 2 muhaddits Masjid Nabawi. Dan Hasilnya adalah 2 jawaban yang berbeda.<br />
<br />
Pertanyaan:<br />
<div class="text_exposed_show">
Wahai syaikh bila hasil rukyat di negara kami berbeda dengan hasil
rukyat di kerajaan saudi, tentunya penanggalan puasa Arafah juga akan
berbeda, maka kapan kaum muslimin di negara kami melakukan puasa
Arafah..?<br />
<br />
Prof. DR. Anis Thohir al-Indunisy menjawab:<br />
"Ikuti penanggalan yang ada di negeri kalian jika ternyata dipastikan
berbeda. Karena perbedaan mathla' itu mu'tabar. Namun bila ragu
berpuasalah pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Wallahu a'lam"<br />
<br />
Prof.DR. Dhiyaurrahman Al A'dzamy menjawab:<br />
"Ada perbedaan pendapat dalam masaalah ini, Hanya saja saya lebih
condong untuk mengikuti jadwal wuquf para jamaah haji di Arafah. Karena
nabi shallallahu alaihi wasallam mengatakan, "صوم يوم عرفة (Puasa di
hari Arafah)" bukan " صوم يوم التاسع من ذى الحجة" (puasa pada tanggal 9
Dzulhijjah). Itu artinya kita berpuasa pada hari dimana kaum muslimin
berada di Arafah. Ini pendapat yang saya anggap rojih, inilah fatwa saya
dalam masaalah ini. Wallahu a'lam."<br />
<br />
Jadi...?<br />
<br />
Saya pribadi
lebih condong pada pendapat Prof. Dhiyaurrahman bila penanggalan. Dan
setuju dengan saran Prof. Anis untuk berpuasa pada tanggal 8 dan 9
Dzulhijjah bila penanggalan ditanah air lebih lambat dari penanggalan
KSA sebagai bentuk kehati-hatian. Lagipula masaalah ini fleksibel.<br />
Wallahu a'lam.<br />
<br />
Sumber:<br />
Status FB ustadz Aan Chandra Thalib Hafizhahullah<br />
<br />
Catatan:<br />
Tambahan dari statusnya ustadz Ahmad Anshori<br />
Fatwa Syaikh Abdulmuhsin al-'Abbad Hafizhahullahu Ta'ala,<br />
Adapaun fatwa Syekh Abdulmuhsin Al-'Abbad, sama dengan fatwa Syekh
Dhiyaurrahman Al-A'dhomi. Yaitu puasa arofah mengikuti jadwal wukuf
jamaah haji di arofah. <br />
Wallahu ta'ala a'lam. (Selesai tambahan dari ustadz Ahamad Anshori Hafizhahullah)<br />
<br />
Demikian juga yang disampaikan ustadz Abdul Hakim Abdat Hafizhahullahu Ta'ala, sama dengan yang difatwakan Syaikh Dhiyaurrahman dan Syaikh Abdulmuhsin al-'Abbad Hafizhahumullah. Untuk penjelasan selengkapnya bisa dilihat di http://moslemsunnah.wordpress.com/2010/11/14/kapankah-waktu-puasa-arafah-oleh-al-ustadz-abdul-hakim-bin-amir-abdat/</div>
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-44305802064253348932014-09-21T23:48:00.000-07:002014-09-21T23:48:20.452-07:00Doa Keluar Rumah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwxGbiaWf_RAF056VI3ESQAfM94AdTHGXJJsTqTt44nhboN8OblYmn21KVQUoBwvV_Y-qX6K2Qg41gMng8Qa8qtPr77GoXJujqYDZZuEE6sS1s6ITul1lFgJ7vlUAJgLj8FuPhXK5xNUgB/s1600/Rumah+Makrik.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwxGbiaWf_RAF056VI3ESQAfM94AdTHGXJJsTqTt44nhboN8OblYmn21KVQUoBwvV_Y-qX6K2Qg41gMng8Qa8qtPr77GoXJujqYDZZuEE6sS1s6ITul1lFgJ7vlUAJgLj8FuPhXK5xNUgB/s1600/Rumah+Makrik.jpg" height="200" width="150" /></a></div>
Doa Keluar Rumah<br />
<br />
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ<br />
Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah.<br />
<div class="text_exposed_show">
HR. Abu Dawud 4/325, At-Tirmidzi 5/490, dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/151.<br />
<br />
::DIVDAK Annajiyah & Sabilunnajah| annajiyah.or.id::</div>
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-86245995231381358812014-09-20T01:51:00.000-07:002014-09-20T02:55:36.236-07:00Larangan Memotong Kuku dan Rambut Menjelang dan Pada Saat Kurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6S048gTTCmorTLj_kf-lTzWiQMJnwbtFWIBF9rxjjMfOUa-Yjy0Kvg9cXsX0yq_lzd-qZOJ4DqH8S1AB66suwNTIjLEQ1qQBRnqErxunE2lz1qyozwysz7pipNLEkUl07ubwDHfeAEmSM/s1600/Domba+5.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6S048gTTCmorTLj_kf-lTzWiQMJnwbtFWIBF9rxjjMfOUa-Yjy0Kvg9cXsX0yq_lzd-qZOJ4DqH8S1AB66suwNTIjLEQ1qQBRnqErxunE2lz1qyozwysz7pipNLEkUl07ubwDHfeAEmSM/s1600/Domba+5.jpg" /></a></div>
Soal:<br />
Unstuk siapakah larangan memotong kuku dan rambut menjelang dan pada saat kuurban?<br />
<br />
Jawab:<br />
Larangan ini berdasarkan hadits Ummu Salamah dari Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>bahwa beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>bersabda (artinya), "Jika salah seorang kalian melihat hilal bulan Dzulhijjah dan bermaksud hendak berkurban maka tahanlah dari (mencabut) rambutnya atau (memotong) kukunya." Dalam satu lafazh, "Maka janganlah sekali-kali mengambil sedikitpun dari rambutnya, tidak juga kukunya hingga ia berkurban (1)." (2)<br />
<br />
Dari hadits di atas difahami bahwa larangan tersebut adalah bagi orang yang hendak berkurban, yaitu kepala keluarga, bukan untuk orang untuk orang yang diikut sertakan dalam kurbannya yakni keluarganya. Maka bagi keluarganya tidak ada larangan untuk memotong kuku dan rambutnya. Syaikh al-'Utsaimin <i>Rahimahullah </i>dalam <i>asy-Syarhul Mumti' </i>(3) mengemukakan dua alasan:<br />
<br />
Pertama: Zhahir hadits mengkhususkan larangan atas orang yang hendak berkurban yakni kepala keluarga. Dalam hal ini Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>mengaitkan hukum kepadanya, tidak kepada yang lainnya.<br />
<br />
Kedua: Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>telah berkurban untuk keluarganya, namun tidak diriwayatkan bahwa beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>bersabda kepada mereka, "Janganlah kalian mengambil rambut, kuku atau bagian dari kulit kalian..." Seandainya hal itu diharamkan pula bagi mereka, niscaya beliau akan melarang mereka. Inilah pendapat yang kuat.<br />
<br />
Jika ada yang bertanya, Apakah alasan orang yang berpendapat bahwa larangan tersebut mencakup orang yang hendak berkurban, yaitu kepala keluarga, termasuk juga bagi oorang yang diikut sertakan dalam kurbannya?<br />
<br />
Kita katakan bahwa mereka mengkiaskan orang yang diikut sertakan dalam kurbannya kepada orang yang hendak berkurban dikarenakan mereka bersekutu dalam pahalanya. Ketika mereka sama-sama memperoleh pahala, maka merekapun harus bersama-sama pula dalam hukum larangan memotong kuku dan rambut. Namun ternyata kias seperti itu tidak <i>shahih</i> (tidak benar dan tidak memenuhi syarat kias yang benar), karena kias tersebut bertentangan dengan <i>nash</i> (dalil yang <i>shahih</i>). Setiap kias yang bertentangan dengan <i>nash, </i>maka kias tersebut tidak dibenarkan.<br />
<br />
Disamping itu, penyamaan mereka dalam pahala adalah tidak benar, karena pahala orang yang hendak berkurban, tentu lebih besar daripada pahala orang yang diikut sertakan dalam kurbannya.<br />
-----------------------------------------<br />
Soal:<br />
Sampai kapan larangan memotong kuku dan rambut ini berlangsung?<br />
<br />
Jawab:<br />
Syaikh al-'Utsaimin <i>Rahimahullah </i>berkata, "Larangan tersebut berlangsung hingga pelaksanaan kurban. Jika ia berkurban pada hari raya, maka larangan tersebut sampai hari raya. Jika pelaksanaan kurban ditangguhkan hingga hari pertama, kedua atau hari ketiga (dari hari tasyrik), maka larangan tersebut mengikuti pelaksanaan kurban, yakni hingga hari pertama, kedua atau ketiga (dari hari Tasyrik). (4)<br />
-------------------------------------------<br />
Soal:<br />
Jika larangan tersebut dilanggar, maka apakah kurbannya diterima?<br />
<br />
Jawab:<br />
Syaikh al-'Utsaimin <i>Rahimahullah </i>berkata, "Ya, diterima, akan tetapi ia dihukumi bermaksiat. Adapun perkataan orang awam bahwa kurbannya tidak diterima, maka perkataan tersebut tidak benar. Hal ini karena tidak ada keterkaitan antara pelanggaran terhadap larangan tersebut dengan keabsahan kurban yang ia lakukan." (5)<br />
--------------------------------------------<br />
Soal:<br />
Jika seseorang baru berniat untuk melaksanakan kurban di pertengahan sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah, sedangkan sebelumnya ia telah memotong kuku atau rambutnya, maka sahkah kurbannya?<br />
<br />
Jawab:<br />
Kurbannya sah, dan ia tidak berdosa, sebab larangan memotong rambut dan kuku tersebut belum berlaku kepadanya, kecuali setelah ia berniat untuk kurban.<br />
<br />
Syaikh al-'Utsaimin <i>Rahimahullah </i>berkata, "Jika seseorang tidak berniat kurban kecuali di tengah-tengah sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah, sementara ia telah memotong rambut, kulit atau kukunya sebelumnya, maka kurbannya tetap sah. Dan setelah ia niat, keharaman memotong rambut, kulit, atau kukunya mulai berlaku terhadapnya." (6)<br />
<br />
Catatan:<br />
(1) [Maksud rambutnya dan kukunya adalah rambut dan kuku orang yang akan berkurban, bukan rambut dan kuku hewan]<br />
(2) HR. Muslim (no. 1977)<br />
(3) Asy-Syarhul Mumti' (VII/486-487, asy-Syaamilah).<br />
(4) Asy-Syarhul Mumti' (VII/487, asy-Syaamilah).<br />
(5) Asy-Syarhul Mumti' (VII/489, asy-Syaamilah).<br />
(6) Asy-Syarhul Mumti' (VII/489, asy-Syaamilah).<br />
<br />
Sumber:<br />
Tuntunan Praktis & Syar'i Berkurban, Abu Muhammad Ibnu shalih Bin Hasbullah, Pustaka Ibnu 'Umar<br />
<br />
Toko buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi<br />
20 September 2014 Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-72253895274682341632014-09-20T00:55:00.001-07:002014-09-20T02:57:34.918-07:00Hukum Berkurban Secara Khusus Untuk Orang Yang Sudah Meninggal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYon1aJdqedO9pJ6IyMBW3iX1BXtG64ADvQYPFL57uSodhABdfFECaVTeiOGk94E_jM-XKMge-sQkl4exF2numpJEvtqTihVz_vOqYm6s5CEoMTDVZwExRQmeLVSygkYhVI2l0Yem-TFMB/s1600/Domba+7.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYon1aJdqedO9pJ6IyMBW3iX1BXtG64ADvQYPFL57uSodhABdfFECaVTeiOGk94E_jM-XKMge-sQkl4exF2numpJEvtqTihVz_vOqYm6s5CEoMTDVZwExRQmeLVSygkYhVI2l0Yem-TFMB/s1600/Domba+7.jpg" /></a></div>
Soal:<br />
Terjadi pula di masyarakat bahwa mereka berkurban secara khusus untuk orang yang sudah meninggal. Bolehkah hal ini dilakukan?<br />
<br />
Jawab:<br />
Dalam asy-Syarhul Mumti' disebutkan:<br />
Kurban itu hanya disyariatkan untuk yang hidup, karena tidak terdapat riwayat dari Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam</i> maupun dari para shahabat -sejauh yang saya ketahui- bahwa mereka secara khusus berkurban untuk yang telah mati diantara mereka.<br />
<br />
Ketika Rasulullah <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam</i> masih hidup, beliau <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam</i> memiliki anak-anak yang sudah meninggal, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Ada pula istri beliau dan kaum kerabatnya yang dicintainya yang sudah meninggal. Akan tetapi beliau tidak berkurban untuk salah seorang dari mereka yang telah meninggal tersebut. Seandainya hal ini disyari'atkan, niscaya beliau telah menjelaskannya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan.<br />
<br />
Adapun jika tidak secara khusus, [yakni keluarga yang telah meninggal tersebut hanya diikut sertakan pahalanya dengan kurban seorangkepala keluarga], maka hal ini dibolehkan. Dan ini ditunjukan oleh riwayat bahwa, "Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>berkurban untuk dirinya dan sekaligus untuk keluarganya." (1)<br />
<br />
Maka perkataan <i>ahlul bait </i>(keluarga) Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>mencakup istri-istri beliau, yang diantara mereka ada yang telah meninggal dunia, [seperti Khadijah]. Dan Nabi <i>Shallallahu 'alaihi wa Sallam </i>pun pernah berkurban untuk umatnya, sedangkan di antara mereka ada yang telah meninggal, dan bahkan termasuk belum lahir ke dunia di saat itu.<br />
<br />
Adapun berkurban untuk orang yang telah meninggal secara khusus, yakni tersendiri untuk mereka, maka saya tidak mengetahui dasarnya dalam as-sunnah. Oleh karena itulah maka sebagian ulama mengatakan bahwa hal itu bid'ah. (2)<br />
<br />
Catatan:<br />
(1) HR. Ahmad (VI/291-292) al-Hakim (II/391). Dihasankan oleh al-Haitsami dalam al-Majma' (IV/24). Lihat asy-Syarhul Mumti' (VII/423, asy-Syaamilah).<br />
(2) Lihat asy-Syarhul Mumti' (VII/423, asy-Syaamilah).<br />
<br />
Sumber:<br />
Tuntunan Praktis & Syar'i Berkurban, Abu Muhammad Ibnu shalih Bin Hasbullah, Pustaka Ibnu 'Umar<br />
<br />
Toko buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi<br />
20 September 2014
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-68869863848243108512014-09-20T00:22:00.002-07:002014-09-20T07:29:21.475-07:00Hukum Menyembelih Hingga Putus Leher Sembelihannya<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWg4R0I1bu1TE-AYX0oWslYlZ3jndguYGb17J5jvsdnUo5icFzfBSnIju6Ugy10F7Amfz8Y2PCy0EoP1oU1bnigodBh-JEu2LxBhI_1ItzAbdKIvmJInZNH1ZTZ3yz7Tummizu6HdumwPw/s1600/Domba+6.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWg4R0I1bu1TE-AYX0oWslYlZ3jndguYGb17J5jvsdnUo5icFzfBSnIju6Ugy10F7Amfz8Y2PCy0EoP1oU1bnigodBh-JEu2LxBhI_1ItzAbdKIvmJInZNH1ZTZ3yz7Tummizu6HdumwPw/s1600/Domba+6.JPG" height="240" width="320" /></a>Soal:<br />
Bagaimana hukum seseorang yang menyembelih hingga leher sembelihannya putus?<br />
<br />
Jawab:<br />
Dalam kitab al-Muhallaa disebutkan: Dari jalan 'Abdurrazzaq dari Ma'mar dari az-Zuhri, diriway<br />
atkan bahwa ia ditanya tentang seseorang yang menyembelih dengan pedangnya hingga kepala hewan yang disembelih putus. Maka az-Zuhri menjawab, "Buruk sekali perbuatannya."<br />
Lalu penanya bertanya lagi, "Bolehkah kami memakannya?" Maka az-Zuhri menjawab, "Ya (boleh)."<br />
<br />
Abu Muhammad berkomentar, "Seandainya si penyembelih itu tidak disengaja, maka az-Zuhri tidak akan mengatakan (Buruk sekali perbuatannya). Jadi kasus tersebut manakala seseorang sengaja memutuskan memutuskan leher hewan sembelihannya.<br />
<br />
Diriwayatkan pula dari jalan 'Abdurrazzaq dari Ma'mar, dari 'Abdullah bin Thawus, dari ayahnya, ia berkata, "Seandainya ada seseorang yang menyembelih anak kambing hingga putus lehernya, maka tidak mengapa memakan daging anak kambing tersebut." (1)<br />
<br />
Catatan:<br />
(1) Al-Muhallaa (VII/444, asy-Syaamilah)<br />
<br />
Sumber:<br />
Tuntunan Praktis & Syar'i Berkurban, Abu Muhammad Ibnu Shalih Bin Hasbullah, Pustaka Ibnu Umar<br />
<br />
Disalin pada tanggal 20 September 2014 di toko buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi <br />
Disalin Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-3768992210839439232014-09-19T23:23:00.001-07:002014-09-19T23:23:41.678-07:00Hukum Arisan Kurban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDPQwQbH5zVmiYyErykXtz2scdt13alIVJmKM5xMWBZjOc4_SZUU6_bp6x4zRJSxQVMc60CiawAzXkcXCFJ2pdhBMgv2hTaU_f_-jst6QiaA8HjMq7mEQ4YFiZtHRifyn-oNzrh_8fy7Kn/s1600/Domba+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDPQwQbH5zVmiYyErykXtz2scdt13alIVJmKM5xMWBZjOc4_SZUU6_bp6x4zRJSxQVMc60CiawAzXkcXCFJ2pdhBMgv2hTaU_f_-jst6QiaA8HjMq7mEQ4YFiZtHRifyn-oNzrh_8fy7Kn/s1600/Domba+2.jpg" /></a></div>
Soal: <br />
Bagaimana hukum mengadakan arisan kurban?<br />
<br />
Jawab:<br />
Mengadakan arisan dalam rangka berkurban masuk dalam pembahasan berhutang untuk kurban. Karena hakikat arisan adalah hutang. Sekelompok orang mengumpulkan sejumlah uang, kemudian diserahkan kepada yang berhak dengan cara diundi. Orang yang mendapatkan jatah giliran uang ini, hakikatnya dia telah berhutang kepada seluruh teman-temannya yang ikut arisan.<br />
<br />
Mengenai hukum berkurban dengan berhutang, sebagian ulama ada yang menganjurkankannya meskipun harus berhutang. Diantaranya adalah Imam Abu Hatim sebagaimana dinukil oleh Ibnu Katsir dari Sufyan ats-Tsauri (Tafsir Ibnu Katsir, surat al-Hajj: 36). Sufyan ats-Tsauri mengatakan, "Dulu Abu Hatim pernah berhutang untuk membeli unta kurban. Beliau ditanya, "Apakah kamu berhutang untuk membeli unta kurban?" Beliau menjawab,"Saya mendengar Allah berfirman (artinya), "Kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya (unta-unta kurban tersebut).""<br />
(QS. al-Hajj: 36)<br />
<br />
Sebagian ulama lain menyarankan untuk mendahulukan pelunasan hutang daripada berkurban. Diantaranya adalah Syaikh Ibnu 'Utsaimin dan ulama-ulama tim fatwa islamweb.net dibawah bimbingan Dr. Abdullah al-Faqih (Fatwa Syabakah Islamiyah no. 7198 dan 28826). Syaikh Ibnu 'Utsaimin mengatakan, "Jika orang punya hutang maka selayaknya mendahulukan pelunasan hutangnya daripada berkurban." (Syarhul Mumti' VII/455)<br />
<br />
Sejatinya, pernyataan-pernyataan ulama di atas tidaklah saling bertentangan. Karena perbedaan ini didasari oleh perbedaan dalam memandang keadaan orang yang berhutang. Sikap ulama yang menyarankan untuk berhutang ketika kurban adalah untuk orang yang keadaannya mudah dalam melunasi hutang atau untuk hutang yang jatuh temponya masih panjang.<br />
<br />
Sedangkan anjuran sebagian ulama untuk mendahulukan pelunasan hutang daripada kurban adalah untuk orang yang kesulitan melunasi hutang atau pemiliknya meminta agar segera dilunasi.<br />
<br />
Dengan demikian, jika arisan kurban kita golongkan sebagai hutang yang jatuh temponya panjang atau hutang yang mudah dilunasi maka berkurban dengan arisan adalah salah satu hal yang baik. Wallahu a'lam. (1)<br />
<br />
Catatan:<br />
(1) Diringkas dari www. konsultasisyariah.com/arisan-kurban/<br />
<br />
Sumber:<br />
Tuntunan Praktis & Syar'i Berkurban, Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, Pustaka Ibnu 'Umar<br />
<br />
Disalin pada tanggal 20 September 2014 di toko buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-68902991441000078252014-09-19T22:25:00.000-07:002014-09-19T23:29:08.411-07:00Hukum Bergantian Berkurban dalam Satu Keluarga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeEiBt53KPDN6vhG5EdYSu3H57LguUuMdAgnWcMvpsQg9w5RYe48vrp-yRUM4vGmsX9wHqKgzIW97p1zE8pWdpYnNBL_EbEYagQngQw1mN6zGbUu30bFxslJluS3EC1_OAt-kkECf3LHPl/s1600/Domba+4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeEiBt53KPDN6vhG5EdYSu3H57LguUuMdAgnWcMvpsQg9w5RYe48vrp-yRUM4vGmsX9wHqKgzIW97p1zE8pWdpYnNBL_EbEYagQngQw1mN6zGbUu30bFxslJluS3EC1_OAt-kkECf3LHPl/s1600/Domba+4.jpg" /></a></div>
Soal: <br />
Yang terjadi di masyarakat adalah seseorang berkurban dengan seekor kambing khusus untuk kepala keluarga, kemudian tahun depan untuk isterinya, kemudian tahun depan berikutnya untuk anaknya dan seterusnya. Apakah hal tersebut dibenarkan?<br />
<br />
Jawab:<br />
Hal tersebut termasuk bermegah-megahan, dan tidak sesuai dengan praktek di zaman salafush-shalih. Ketika Abu Musa al-Anshari Radhiyallahu 'anhu ditanya tentang kurban di zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, ia berkata, "Seseorang berkurban dengan seekor domba (kambing) untuk diri dan keluarganya. Mereka makan darinya dan meberi makan orang lain. Kemudian setelah berlalu, orang-orang bermegah-megah seperti yang engkau lihat." (1)<br />
<br />
Satu ekor kambing sudah cukup untuk seorang kepala keluarga, dan pahalanya mencakup pula keluarganya. Hal ini karena diriwayatkan bahwa, "Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam berkurban untuk dirinya dan sekaligus untuk keluarganya." (2)<br />
<br />
Catatan:<br />
(1) HR. at-Tirmidzi (no. 1505), Ibnu Majah (no. 3147). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil (no. 1142)<br />
(2) HR. Ahmad (VI/291-292), al-Hakim (II/391). Dihasankan oleh al-Haitsami dalam al-Majma' (IV/24). Lihat asy-Syarhul Mumti' (VII/423, Asy-Syaamilah)<br />
<br />
Sumber:<br />
Tuntunan Praktis dan Syar'i Berkurban, Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, Pustaka Ibnu Umar<br />
<br />
Disalin pada tanggal 20 September 2014 di toko buku an-Naajiyah, Perumnas 3 BekasiToko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-21034731529400100762014-04-03T01:49:00.000-07:002014-04-03T02:20:34.222-07:00Satu Pohon Kurma di Surga<br />
<div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;">
مَنْ
قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ
فِي الْجَنَّةِ - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/09/24/26940/zikir-ini-memperbanyak-tanaman-untuk-kita-di-surga/#sthash.nhhICOaB.dpuf</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG_3ARKJyXJxfRWZ5ULgp_16a0NVp4vdzH-mnK4X8qwOMcJskxIZ7PHS8_kI3ESZ2hRTLGAjmylgVx1Jr4BQk3aFWyrYMJfzCI7VbsDNgz8Yp81iCYcTV068tJt5ex-3C5iKWG7xWViTkV/s1600/kebun-kurma.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjG_3ARKJyXJxfRWZ5ULgp_16a0NVp4vdzH-mnK4X8qwOMcJskxIZ7PHS8_kI3ESZ2hRTLGAjmylgVx1Jr4BQk3aFWyrYMJfzCI7VbsDNgz8Yp81iCYcTV068tJt5ex-3C5iKWG7xWViTkV/s1600/kebun-kurma.jpg" height="217" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kebun Kurma</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: left;">
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:</div>
<div style="text-align: right;">
” من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له
نخلة في الجنة ” . (ت حب ك) عن جابر. قال الألباني : (صحيح) انظر حديث رقم:
6429 في صحيح الجامع.</div>
“Barang siapa yang mengucapkan: سبحان الله العظيم وبحمده akan ditanamkan untuknya <b>pohon kurma di surga</b>”. (HR Tirmizi, Ibnu Hibban dan Al –Hakim dan Al-Abani mensahihkannya dalam Sahih Al Jami’ no 6429)<br />
[http://abumuhammadblog.wordpress.com/2013/07/29/dapatkan-property-rumah-di-surga-gratis-tanpa-kredit-disertai-kiat-kiat-mendapatkan-dan-menghiasinya/]<br />
<br />
Berapa banyak pohon kurma yang ditanamkan bagi orang yang kesehariannya selalu memperbanyak mengucapkan dzikir di atas? Oleh karena itu, sesungguhnya karunia Allah sangatlah luas dan sangatlah agung melebihi dari yang kita bayangkan.<br />
<br />
Allah Ta'ala berfirman:<br />
<div style="text-align: right;">
<span id="verse_268_language_2_content"> وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_24_content">"melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)</span><span id="verse_268_language_2_content"> </span><br />
<span id="verse_268_language_2_content">[http://quran.com/2/261]</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_2_content"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_2_content">Sumber: Kitab 175 Jalan Menuju Surga Allah 'Azza wa Jalla karya Nayef bin Mamduh bin Abdul Aziz Alu Su'ud, penerbit Pustaka Darul Ilmi</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_2_content"><br /></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_2_content">tb. an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi</span></div>
<div style="text-align: left;">
<span id="verse_268_language_2_content">03 April 2014</span></div>
<div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;">
<div style="text-align: justify;">
Dari Jabir <i>Radhiyallahu 'Anhu</i>, dari Nabi <i>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</i> bersabda:</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa yang membaca: <i>Subhanallahi al-'Adziimi wa Bihamdihi,</i>
niscaya ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga.” (HR.
al-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6429)</div>
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/09/24/26940/zikir-ini-memperbanyak-tanaman-untuk-kita-di-surga/#sthash.nhhICOaB.dpuf</div>
<div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;">
مَنْ
قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ
فِي الْجَنَّةِ - See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/09/24/26940/zikir-ini-memperbanyak-tanaman-untuk-kita-di-surga/#sthash.nhhICOaB.dpuf</div>
<div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;">
<div style="text-align: justify;">
Dari Jabir <i>Radhiyallahu 'Anhu</i>, dari Nabi <i>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</i> bersabda:</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa yang membaca: <i>Subhanallahi al-'Adziimi wa Bihamdihi,</i>
niscaya ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga.” (HR.
al-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6429)</div>
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/09/24/26940/zikir-ini-memperbanyak-tanaman-untuk-kita-di-surga/#sthash.nhhICOaB.dpuf</div>
<div id="stcpDiv" style="left: -1988px; position: absolute; top: -1999px;">
<div style="text-align: justify;">
Dari Jabir <i>Radhiyallahu 'Anhu</i>, dari Nabi <i>Shallallahu 'Alaihi Wasallam</i> bersabda:</div>
<div style="text-align: right;">
<span style="font-size: medium;">مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِي الْجَنَّةِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa yang membaca: <i>Subhanallahi al-'Adziimi wa Bihamdihi,</i>
niscaya ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga.” (HR.
al-Tirmidzi dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 6429)</div>
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/doa/2013/09/24/26940/zikir-ini-memperbanyak-tanaman-untuk-kita-di-surga/#sthash.nhhICOaB.dpuf</div>
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-32905701238966846082014-04-02T21:44:00.000-07:002014-04-02T21:44:02.427-07:00Pembatal-Pembatal Keislaman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PuHqlqYWibXkVK6VhD3WFPp5-u5r9EaUxieZt2g90daI5YbG6f1b-MIT_D7PFVHGAZzDwLjcPXjt4RqZ4TaVbOqGHJtD6ZllxIJIufSLYJXa_KUxF3HSElcOBMuYJZV5TJ3m_l1EXy9U/s1600/Syirik.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9PuHqlqYWibXkVK6VhD3WFPp5-u5r9EaUxieZt2g90daI5YbG6f1b-MIT_D7PFVHGAZzDwLjcPXjt4RqZ4TaVbOqGHJtD6ZllxIJIufSLYJXa_KUxF3HSElcOBMuYJZV5TJ3m_l1EXy9U/s1600/Syirik.jpeg" /></a></div>
Pembatal-pembatal keislaman ada sepuluh, yaitu:<br />
1. Berbuat Syirik dalam beribadah kepada Allah Ta'ala.<br />
Allah Ta'ala berfirman, artinya:<br />
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa selain dosa syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. an-Nisa': 48 dan 116)<br />
<br />
Allah Ta'ala berfirman, artinya:<br />
"Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempat kembali baginya adalah neraka. Tidak ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun." (QS. al-Maidah: 72)<br />
<br />
Diantara bentuk perbuatan syirik adalah menyembelih (kurban) untuk selain Allah, misalnya menyembelih kurban untuk jin atau kuburan.<br />
<br />
2. Membuat perantara-perantara antara dirinya dengan Allah. Mereka berdo'a dan meminta syafaat dari perantara-perantara tersebut. Bahkan mereka bertawakal kepada perantara-perantara tersebut. Berdasarkan ijma', orang yang berbuat demikian itu telah kafir.<br />
<br />
3. Tidak mau mengkafirkan orang-orang musyrik, ragu dengan kekafira mereka atau membenarkan pemikiran mereka. Orang seperti ini berarti telah kafir.<br />
<br />
4. Berkeyakinan bahwa petunjuk selain nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam lebih sempurna daripada petunjuk beliau atau berkeyakinan bahwa hukum selain Nabi lebih baik daripada hukum beliau. Misalnya orang yang menganggap bahwa hukum thaghut lebih baik daripada hukum Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Orang seperti ini berarti telah kafir.<br />
<br />
5. Membenci sebagian dari ajaran Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam walaupun tetap mau mengamalkannya. Orang seperti ini berarti telah kafir.<br />
<br />
6. Mengejek sebagian ajaran agama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, pahala dan siksa Allah. Orang seperti ini berarti telah kafir. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala, artinya:<br />
"Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kalian selalu berolok-olok?' Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah kafir sesudah beriman." (QS. at-Taubah: 65-66)<br />
<br />
7. Berbuat sihir, diantara bentuknya adalah sharf dan 'athaf (sihir yang digunakan untuk membuat seseorang tidak mencintai isterinya atau membuat seorang isteri jatuh cinta kepada suaminya. pent)<br />
Barangsiapa yang melakukannya atau ridha dengannya, maka dia telah kafir. Dalilnya dalah firman Allah Ta'ala, artinya:<br />
"Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, 'sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir.'" (QS. al-Baqarah: 102)<br />
<br />
8. Membantu dan menolong orang-orang musyrik untuk memerangi kaum muslimin. Dalilnya adalah dirman Allah Ta'ala, artinya:<br />
"Barangsiapa diantara kalian mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." (QS. al-Maidah: 51)<br />
<br />
9. Meyakini bahwa sebagian orang diperbolehkan keluar dari syariat Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagaimana nabi Khidhr 'Alaihissalam juga diperbolehkan keluar dari syariat nabi Musa 'Alaihissalam. Orang yang berkeyakinan seperti itu berarti telah kafir.<br />
<br />
10. Berpaling dari agama Allah Ta'ala, tidak mau mempelajari dan mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala,<br />
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian dia berpaling dari ayat-ayatNya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (QS. as-Sajdah: 22)<br />
<br />
Seluruh pembatalpembatal keislaman di atas berlaku sama antara orang yang sekedar main-main, serius, atau karena takut, kecuali orang yang dalam keadaan dipaksa. Seluruh pembatal-pembatal keislaman di atas merupakan realita yang paling sering terjadi.<br />
<br />
Oleh karena itu, seyogyanya setiap muslim berhati-hati dan takut kalau hal itu menimpa dirinya. Kita berlindung kepada Allah dari perkara-perkara yang bisa mendatangkan amarah Allah dan siksa-Nya yang pedih.<br />
<br />
<br />
Disalin dari kitab al-Wajibat karya Syaikh Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi, penerbit Media Hidayah<br />
<br />
tb. an-Naajiyah, Peumnas 3 Bekasi<br />
03 Aprill 2014<br />
<br />Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-33324882214829962262014-04-02T01:57:00.000-07:002014-04-02T01:57:08.953-07:00Syarat La Ilaha Ilallah<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidsFKKvZ6UtSx-0X0IYPh3SEr3sPQClN7koJYr65Q28s_NHYZq49muOTGYXBVQNgB2tM6PaGKlTj6olPKZEL9tIECCcuXFBWHFohagX6NDqMTLvRy2e-1EPFUQN7ZdhwB3ZC6cyXn4nXOT/s1600/Tauhid.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidsFKKvZ6UtSx-0X0IYPh3SEr3sPQClN7koJYr65Q28s_NHYZq49muOTGYXBVQNgB2tM6PaGKlTj6olPKZEL9tIECCcuXFBWHFohagX6NDqMTLvRy2e-1EPFUQN7ZdhwB3ZC6cyXn4nXOT/s1600/Tauhid.jpeg" /></a></div>
Syarat la ilaha Ilallah ada tujuh, yaitu: <br />
<ol>
<li>Ilmu (mengetahui) makna kalimat tersebut baik yang dinafikan maupun yang ditetapkan oleh kalimat tersebut.</li>
<li>Yaqin (meyakini), yaitu mengetahui secara sempurna kalimat tersebut. Yakin ini menafikan adanya syak (keragu-raguan)</li>
<li>Ikhlash (ikhlas) yang menafikan asanya syirik (kesyirikan)</li>
<li>Shidq (membenarkan) yang menafikan adanya pendustaaan dan mencegah adanya nifak.</li>
<li>Mahabbah (mencintai) kalimat tersebut dan makna yang terkandung di dalamnya serta merasa senang dengannya.</li>
<li>Inqiyad (tunduk) dengan konsekuensi-konsekuensi kalimat tersebut, yaitu mengamalkan kewajiban secara ikhlas kepada Allah karena mengharap keridhaan-Nya.</li>
<li>Qabul (menerima) yang menafikan sikap radd (menolak).</li>
</ol>
<br />
Disalin dari kitab al-Wajibat karya Syaikh Abdullah bin Ibrahim al-Qar'awi, penerbit Media Hidayah<br />
<br />
tb. an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi<br />
02 April 2014 Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-81929973168020472462014-03-31T02:30:00.000-07:002014-04-02T23:10:07.680-07:00Perjalanan Ruh Setelah Kematian<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp4WDp9aR39q9G_dzvjW5WVe5HNony5zIX9JGvA2OMNk5h3iSxL_-s6PxmYH4R__9ZrXlqQ6cSsJ9vHicmojQtI9mICJEgSTMIFQDpfzP83j_cOy4HK0Ilab5tWEFngVWKv4tQ2o7kQtAM/s1600/Ruh.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjp4WDp9aR39q9G_dzvjW5WVe5HNony5zIX9JGvA2OMNk5h3iSxL_-s6PxmYH4R__9ZrXlqQ6cSsJ9vHicmojQtI9mICJEgSTMIFQDpfzP83j_cOy4HK0Ilab5tWEFngVWKv4tQ2o7kQtAM/s1600/Ruh.jpeg" height="320" width="212" /></a></div>
Dari Al-Barrak bin Azib<i> radhiyallahu ‘anhu</i>, beliau menceritakan,<br />
Kami pernah mengiringi jenazah orang anshar bersama Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>.
Sesampainya di kuburan, dan menunggu liang lahatnya dibenahi,
Rasulullah duduk menghadap kiblat. Kamipun duduk di sekitar beliau
dengan khusyu, seolah di kepala kami ada burung.<br />
<span id="more-18139"></span><br />
Di tangan Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> ada ranting,
beliau tusukkan ke tanah kemudian beliau menengadah ke langit lalu
beliau menunduk. Beliau ulang tiga kali. Kemudian beliau bersabda,<br />
<div class="arab">
استعيذوا بالله من عذاب القبر، مرتين، أو ثلاثا، (ثم قال: اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر) (ثلاثا)</div>
<i>“Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau
ulangi dua atau tiga kali. Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.”</i> (tiga kali).<br />
Kemudian beliau menceritakan proses perjalanan ruh mukmin dan kafir.<br />
Sesungguhnya hamba yang beriman ketika hendak meninggalkan dunia dan
menuju akhirat, turunlah malaikat dari langit, wajahnya putih, wajahnya
seperti matahari. Mereka membawa kafan dari surga dan hanuth (minyak
wangi) dari surga. Merekapun duduk di sekitar mayit sejauh mata
memandang. Kemudian datanglah malaikat maut ‘alaihis salam. Dia duduk di
samping kepalanya, dan mengatakan, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah
menuju ampunan Allah dan ridha-Nya.’ Keluarlah ruh itu dari jasad,
sebagaimana tetesan air keluar dari mulut ceret, dan langsung dipegang
malaikat maut. Para malaikat yang lain tidak meninggalkan walaupun
sekejap, dan mereka langsung mengambilnya dari malaikat maut.<br />
Mereka memberinya kafan dan hanuth itu. Keluarlah ruh itu dengan
sangat wangi seperti bau parfum paling wangi yang pernah ada di bumi.
Para malaikat inipun naik membawa ruh itu. Setiap kali ketemu dengan
malaikat yang lain, mereka akan bertanya: ‘Ruh siapakah yang baik ini?’
Mereka menjawab, ‘Fulan bin Polan’ – dengan nama terbaik yang pernah dia
gunakan di dunia –. Hingga sampai di langit dunia. Mereka minta agar
pintu langit dibukakan, lalu dibukakan. Mereka naik menuju langit
berikutnya, dan diikuti para malaikat langit dunia. Hingga sampai di
langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku
di Illiyin.’<br />
“Tahukah kamu Apakah <i>‘Illiyyin</i> itu? (yaitu) kitab yang bertulis, Disaksikan oleh para malaikat”<br />
“Kembalikan hamba-Ku ke bumi, karena dari bumi Aku ciptakan mereka,
ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk
kedua kalinya.” Maka dikembalikanlah ruhnya ke jasadnya. Kemudian mayit
mendengar suara sandal orang yang mengantarkan jenazahnya sewaktu
mereka pulang setelah pemakaman.<br />
Kemudian datanglah dua malaikat yang keras gertakannya. (dalam
riwayat lain: warnanya hitam biru) Lalu mereka menggertaknya, dan
mendudukkan si mayit.<br />
Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’ Si mukmin menjawab, ‘Rabku Allah.’
‘Apa agamamu?’, tanya malaikat. ‘Agamaku islam’ jawab si mukmin.
‘Siapakah orang yang diutus di tengah kalian?’ Si Mukmin menjawab, ‘Dia
Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>.’ Sang malaikat
bertanya lagi, ‘Bagaimana amalmu?’ Jawab Mukmin, ‘Saya membaca kitab
Allah, saya mengimaninya dan membenarkannya.’<br />
Pertanyaan malaikat: ‘Siapa Rabmu? Apa agamamu? Siapa nabimu?’ Inilah
ujian terakhir yang akan diterima seorang mukmin. Allah memberikan
keteguhan bagi mukmin untuk menjawabnya, seperti firman-Nya,<br />
<div class="arab">
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ</div>
<i>“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..”</i> (QS. Ibrahim: 27)<br />
Sehingga dia bisa menjawab: Rabku Allah, agamaku islam, Nabiku Muhammad <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>.<br />
Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku benar, bentangkan untuknya
surga, beri pakaian surga, bukakan pintu surga untuknya.” Diapun
mendapatkan angin surga dan wanginya surga, dan kuburannya diluaskan
sejauh mata memandang.<br />
Kemudian datanglah orang yang wajahnya sangat bagus, pakaiannya
bagus, baunya wangi. Dia mengatakan, ‘Kabar gembira dengan sesuatu yang
menyenangkanmu. Kabar gembira dengan ridha Allah dan surga nan penuh
kenikmatan abadi. Inilah hari yang dulu kamu dijanjikan.’ Si mayit
dengan keheranan bertanya, ‘Semoga Allah juga memberi kabar gembira
untuk anda. Siapa anda, wajah anda mendatangkan kebaikan?’ Orang yang
berwajah bagus ini menjawab, ‘Saya amal sholehmu.’ [s<i>uhnahallah</i>.., amal shaleh yang menemani kita di kesepian, menemani kita di kuburan]
<br />
Kemudian dibukakan untuknya pintu surga dan pintu neraka. Ketika
melihat ke neraka, disampaikan kepadanya: ‘Itulah tempatmu jika kamu
bermaksiat kepada Allah. Dan Allah gantikan kamu dengan tempat yang
itu.’ Kemudian si mayit menoleh ke arah surga.<br />
Melihat janji surga, si mayit berdoa: ‘Wahai Rabku, segerakanlah
kiamat, agar aku bisa berjumpa kembali ke keluarga dan hartaku.’ Lalu
disampaikan kepadanya: ‘Tenanglah.’<br />
Sementara hamba yang kafir, ketika hendak meninggalkan dunia dan
menuju akhirat, turunlah para malaikat dari langit, yang bengis dan
keras, wajahnya hitam, mereka membawa Masuh (kain yang tidak nyaman
digunakan) dari neraka. Mereka duduk di sekitar mayit sejauh mata
memandang. Kemudian datanglah malaikat maut, dan duduk di samping
kepalanya. Dia memanggil, ‘Wahai jiwa yang busuk, keluarlah menuju murka
Allah.’<br />
Ruhnya ketakutan, dan terpencar ke suluruh ujung tubuhnya. Lalu
malaikat maut menariknya, sebagaimana gancu bercabang banyak ditarik
dari wol yang basah. Sehingga membuat putus pembuluh darah dan ruang
tulang. Dan langsung dipegang malaikat maut. Para malaikat yang lain
tidak meninggalkan walaupun sekejap, dan mereka langsung mengambilnya
dari malaikat maut. Kemudian diberi masuh yang mereka bawa. Ruh ini
keluar dengan membawa bau yang sangat busuk, seperti busuknya bau
bangkai yang pernah ada di muka bumi. Merekapun naik membawa ruh ini.
Setiap kali mereka melewati malaikat, malaikat itupun bertanya, ‘Ruh
siapah yang buruk ini?’ Mereka menjawab, ‘Fulan bin Fulan.’ – dengan
nama yang paling buruk yang pernah dia gunakan ketika di dunia – hingga
mereka sampai di langit dunia. Kemudian mereka minta dibukakan, namun
tidak dibukakan. Ketika itu, Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> membaca firman Allah,<br />
<div class="arab">
لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ</div>
<i>(Orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya), tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum</i>. (QS. Al-A’raf: 40)<br />
Kemudian Allah berfirman, ‘Tulis catatan amal hamba-Ku di Sijjin, di
bumi yang paling dasar.’ Kemudian dikatakan, ‘Kembalikan hamba-Ku ke
bumi, karena Aku telah menjanjikan bahwa dari bumi Aku ciptakan mereka,
ke bumi Aku kembalikan mereka, dan dari bumi Aku bangkitkan mereka untuk
kedua kalinya.’ Kemudian ruhnya dilempar hingga jatuh di jasadnya.
Kemudian Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> membaca firman Allah,<br />
<div class="arab">
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ
السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ
سَحِيقٍ</div>
<i>Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.</i> (QS. Al-Haj: 31)<br />
Kemudian ruhnya dikembalikan ke jasadnya, sehingga dia mendengar
suara sandal orang mengiringi jenazahnya ketika pulang meninggalkan
kuburan. Kemudian datanglah dua malaikat, gertakannya keras. Merekapun
menggertak si mayit dan mendudukkannya. Mereka bertanya: ‘Siapa Rabmu?’
Si kafir menjawab, ‘hah..hah.. saya gak tahu.’ ‘Apa agamamu?’, tanya
malaikat. ‘hah..hah.. saya gak tahu,’ jawab si kafir. ‘Siapakah orang
yang diutus di tengah kalian?’ Si kafir tidak kuasa menyebut namannya.
Lalu dia digertak: “Namanya Muhammad!!”, si kafir hanya bisa mengatakan,
‘hah..hah.. saya gak tahu. Saya cuma mendengar orang-orang bilang
seperti itu.’ Diapun digertak lagi: “Kamu tidak tahu dan tidak mau
tahu.” Tiba-tiba ada suara dari atas, “Hambaku dusta, bentangkan
untuknya neraka, bukakan pintu neraka untuknya.”<br />
Diapun mendapatkan panasnya neraka dan racun neraka. Kuburnya
disempitkan hingga tulang-tulangnya berserakan. Lalu datanglah orang
yang wajahnya sangat buruk, berbaju jelek, baunya seperti bangkai. Dia
mengatakan: ‘Kabar buruk untukmu, inilah hari dimana dulu kau
dijanjikan.’ Si mayit kafirpun menjawab, ‘Kabar buruk juga untukmu,
siapa kamu? Wajahmu mendatangkan keburukan.’ Orang ini menjawab, ‘Saya
amalmu yang buruk.’ – Allahul musta’an, amal buruk itu semakin
menyesakkan pelakunya di lahatnya – kemudian dia diserahkan kepada
makhluk yang buta, tuli, dan bisu. Dia membawa pentungan! Andaikan
dipukulkan ke gunung, niscaya akan jadi debu. Kemudian benda itu
dipukulkan ke mayit kafir, dan dia menjadi debu. Lalu Allah kembalikan
seperti semula, dan diapun memukulnya lagi. Dia berteriak sangat keras,
bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia. Lalu
dibukakan untuknya neraka dan disiampkan tempatnya di neraka. Diapun
memohon: ‘Ya rab, jangan Engkau tegakkan kiamat.’<br />
Hadis ini diriwayatkan Ahmad 18543, Abu Daud 4753, Syuaib Al-Arnauth
menyatakan, Sanadnya shahih. Al-Albani menyatakan hadis ini hadis yang
shahih.<br />
<br />
<b>Oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina <a href="http://kisahmuslim.com/" rel="nofollow" target="_blank" title="konsultasi agama islam dan kesehatan">www.KonsultasiSyariah.com</a>)</b><br />
<br />
<b>http://www.konsultasisyariah.com/perjalanan-ruh-setelah-kematian/</b><br />
<br />
<b><span style="font-weight: normal;">31 Maret 2014 </span></b><br />
<b><span style="font-weight: normal;">tb. an-Naajiyah Perumnas 3 Bekasi </span></b>Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-46276857577669872522014-03-31T02:15:00.002-07:002014-03-31T02:17:42.667-07:00Yang Terjadi Pada Diri Kita Di Dalam Kubur<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgypY_XOkMyn1_V0ZBQpKb6298P0ndJOmxIRdJkstlCXWEwJzo_R9q2F86G7gxFHK8K4FksiTvDDoXaArOs-6QdlP4Np21SIxGHiZKw8uHlGHJ8RgQ7taFjJlyvuZZhaJmFRzdM7jPEAXaC/s1600/Baqi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgypY_XOkMyn1_V0ZBQpKb6298P0ndJOmxIRdJkstlCXWEwJzo_R9q2F86G7gxFHK8K4FksiTvDDoXaArOs-6QdlP4Np21SIxGHiZKw8uHlGHJ8RgQ7taFjJlyvuZZhaJmFRzdM7jPEAXaC/s1600/Baqi.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<span class="userContent"><span dir="rtl">Oleh: Dr.Zuhair Rabih, Anggota Haiah I’jazul Ilmi, Makkah al-Mukarromah</span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><br /> Sesungguhnya mayit di dalam kubur, akan melewati beberapa fase prubahn dn aku akn menyebutkan sec<span class="text_exposed_show">ara ringkas beberapa fase tersebut, sejak malam ke 1 - 25 tahun setelahnya. Berikut ini fase-fase tersebut<br /> # Malam Pertama #<br /> Di kuburan pembusukan bermula pada daerah perut dan kemaluan. Perut dan kemaluan adalah 2 hal terpenting yang anak cucu Adam ini
saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah 'Azza
wa Jalla membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya
di kuburan. Setelah itu,mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman.
Setelah berbagai make up dan alat-alat kecantikn mebuatnya memiliki ragam
pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja</span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> # Malam Kedua #<br /> Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti limpa, hati, paru-paru dan lambung</span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> # Hari Ketiga #<br /> Anggota-anggota tubuh itu mengeluarkan bau busuk tidak sedap</span></span></span><br />
<br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"> # Seminggu Setelahnya #<br /> Wajah mulai tampak mebengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi </span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> # Setelah 10 hari #<br /> Tetap terjadi pbusukan, kali ini pada anggota-anggota tubuh seperti perut, lambung, limpa </span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> # Setelah 2 Minggu #<br /> Rambut mulai rontok<br /> Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km & ulat-ulatpun mulai menutupi seluruh tubuhnya<br /> <br /> # Setelah 6 Bulan #<br /> Anda tidak akan menemukan kecuali rangka tulang saja</span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> # Setelah 25 Tahun #<br /> Rangka tubuh ini akn berubah menjadi semacam biji dan di dalam biji tersebut,
anda akan mnemukan satu tulang yg sangat kecil disebut ‘Ajbudz dzanab
(tulang ekor), dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah 'Azza wa Jalla
pada hari kiamat</span></span></span><br />
<br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show">Wallahu 'alam</span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> Saudaraku Fillah, inilah tubuh yang
selama ini kita jaga, akhirnya kembali ke tanah</span></span></span><br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show"><br /> (oleh ustadz Subhan Bawazier)<br /> Moga amal ibadah kitalah,yg akan menyelamatkan kita di hari kebangkitan kelak....aamiin<br /> <br /> Dikutip dari BBG Agama = Nasihat 8 <br /> <a href="http://aliasha78zamzamclinic.blogspot.com/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">http://aliasha78zamzamclinic.blogspot.com/</a><br /> <a class="_58cn" data-ft="{"tn":"*N","type":104}" href="https://www.facebook.com/hashtag/bc"></a></span></span></span><br />
<br />
<span class="userContent"><span dir="rtl"><span class="text_exposed_show">Sumber BC Aliasha Farida | Zam²Clinic Skincare</span></span></span>Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-67717692802048502012014-03-31T01:37:00.000-07:002014-03-31T01:37:09.797-07:00Hukum Makanan Perayaan Non Muslim<div style="text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidTa8kkVnfxXVx1rlv0EeZI1oKv2r1_Gv_LpEPPiT3iHfk8v5FxrxWeni0IoLjiwdnp9y9-b4lVfzYR0uCF2KXKOf4pP639KjzgjZ7pXgS-qjlyQQWbi7nx_QMZNn0wz620aKh17YuEaL1/s1600/Makanan.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidTa8kkVnfxXVx1rlv0EeZI1oKv2r1_Gv_LpEPPiT3iHfk8v5FxrxWeni0IoLjiwdnp9y9-b4lVfzYR0uCF2KXKOf4pP639KjzgjZ7pXgS-qjlyQQWbi7nx_QMZNn0wz620aKh17YuEaL1/s1600/Makanan.jpeg" /></a></div>
<br />
<span class="userContent">Al-Lajnah Ad-Daimah ditanya, “Bolehkah seorang mu<span class="text_exposed_show">slim memakan makanan<br /> yang disajikan ahli kitab atau orang-orang musyrik dalam hari raya<br /> mereka atau menerima pemberian mereka dalam rangka acara hari raya<br /> mereka?”<br /> <br /> Jawaban para ulama Al Lajnah Ad Daimah:<br /> <br /> Tidak boleh bagi seorang muslim memakan makanan yang dibuat oleh orang<br /> Yahudi, Nashrani atau orang-orang musyrik dalam rangka acara hari raya<br /> mereka. Tidak boleh pula bagi seorang muslim menerima hadiah pemberian<br /> mereka dalam rangka acara hari raya mereka. Hal ini terlarang karena<br /> hal itu berarti memuliakan mereka dan menolong mereka dalam rangka<br /> syi’ar keagamaan mereka serta menyebar bid’ah mereka. Hal ini pun<br /> berarti berserikat dalam kegembiraan ketika hari raya mereka. Ini pun<br /> berarti menjadikan hari raya mereka menjadi hari raya kita. Atau<br /> minimalnya, hal ini dapat menjadikan saling bertukar memberi makan<br /> atau hadiah pada hari raya kita dan hari raya mereka. Ini sungguh<br /> bagian dari bencana agama dan bagian dari bid’ah dalam agama. Padahal<br /> Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br /> <br /> من أحدث في أمرنا ما ليس منه فهو رد<br /> <br /> “Barangsiapa yang membuat amalan baru dalam urusan agama kami, maka<br /> amalan tersebut tertolak” (HR. Bukhari dan Muslim). Saling memberi<br /> makanan atau hadiah ini terlarang (dalam rangka perayaan hari raya<br /> mereka) sebagaimana pula kita dilarang memberi hadiah pada mereka<br /> dalam event perayaan hari raya mereka.<br /> <br /> Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin<br /> Baz selaku ketua; Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi selaku wakil ketua;<br /> Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud selaku anggota.<br /> <br /> [Fatawa Al Lajnah Ad Daimah 22/398, no. 2882 pertanyaan kedua]</span></span>Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-68083070725539921802014-02-26T00:58:00.002-08:002014-02-26T00:58:13.801-08:00Dosa-Dosa Yang Membinasakan (al-Kaba'ir)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM8YrA5vN30jSzdA7bXTyxFLim3CzG21Yl8QXLMxKp1Ou8TeDU3zG090xs-o1wqSz1cb8HKNHOG1gNg9CFr13nadBNp3Nn5MFhUjZ7VbjMCkJs_i9XOGIICe0wWjCAUjNuBjrqB22f73VC/s1600/Api.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiM8YrA5vN30jSzdA7bXTyxFLim3CzG21Yl8QXLMxKp1Ou8TeDU3zG090xs-o1wqSz1cb8HKNHOG1gNg9CFr13nadBNp3Nn5MFhUjZ7VbjMCkJs_i9XOGIICe0wWjCAUjNuBjrqB22f73VC/s1600/Api.jpeg" height="239" width="320" /></a></div>
Dosa-dosa besar yang membinasakan (al-Kaba'ir), yaitu:<br />
1. Menyekutukan Allah (Syirik)<br />
2. Membunuh orang lain<br />
3. Sihir<br />
4. Meninggalkan Shalat<br />
5. Tidak mau membayar Zakat<br />
6. Durhaka kepada kedua orang tua<br />
7. Memakan riba<br />
8. Memakan harta anak yatim dengan cara zhalim<br />
9. Berdusta atas nama Nabi<br />
10. Membatalkan puasa Ramadhan tanpa alasan atau rukhshah<br />
11. Lari dari medan pertempuran<br />
12. Berzina<br />
13. Pemimpin yang khianat, zhalim, dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya<br />
14. Meminum khamr walaupun dengan kadar tidak memabukan<br />
15. Menyombongkan diri, takabur, ujub dan angkuh<br />
16. Persaksian palsu<br />
17. Homoseks (hubungan intim sesama jenis)<br />
18. Menuduh wanita yang baik-baik yang telah menikah dengan tuduhan berzina<br />
19. Khianat pada harta rampasan perang, baitul mal dan zakat<br />
20. Mengambil harta (orang lain) dengan cara bathil<br />
21. Mencuri<br />
22. Perampokan<br />
23. Sumpah palsu<br />
24. Selalu berdusta di setiap ucapannya<br />
25. Bunuh diri<br />
26. Hakim yang jahat<br />
27. Kepala rumah tangga yang membiarkan kemungkaran di keluarganya<br />
28. Perempuan yang bertingkah seperti laki-laki dan laki-laki yang bertingkah seperti wanita (waria)<br />
29. Al-Muhallil dan al-Muhallal lahu<br />
30. Memakan bangkai, darah dan daging babi<br />
31. Tidak bersuci setelah kencing merupakan ciri khas orang Nasrani<br />
32. Pemalak (pemungut liar)<br />
33. Riya' merupakan sifat orang munafik<br />
34. Khianat<br />
35. Mempelajari ilmu agama untuk kepentingan duniawi dan menyembunyikan ilmu<br />
36. Mengungkit-ungkit kebaikan<br />
37. Tidak beriman terhadap takdir<br />
38. Menguping pembicaraan rahasia<br />
39. Tukang laknat<br />
40. Menghianati pimpinan<br />
41. Membenarkan dukun dan ahli nujum<br />
42. Istri durhaka<br />
43. Memutus hubungan kekerabatan<br />
44. Menggambar (makhluk bernyawa) di pakaian, dinding dan lain sebagainya<br />
45. Mengadu domba<br />
46. Meratap dan menampar muka sendiri<br />
47. Mencela nasab (garis keturunan)<br />
48. Semena-mena<br />
49. Memberontak dan mengkafirkan orang lain dikarenakan melakukan dosa besar<br />
50. Menyakiti dan mencaci-maki kaum Muslimin<br />
51. Menyakiti dan memusuhi para wali Allah<br />
52. Melakukan isbal (memanjangkan celana melebihi mata kaki) karena kesombongan<br />
53. Mengenakan sutra dan emas bagi laki-laki<br />
54. Budak yang melarikan diri<br />
55. Bekurban kepada selain Allah<br />
56. Mengubah batas tanah<br />
57. Mencelah para Shahabat Radhiyallahu 'Ahhum<br />
58. Mencelah orang-orang Anshar Radhiyallahu 'Anhum <br />
59. Mengajak kepada kesesatan<br />
60. Wanita yang menyambung rambut, merenggangkan gigi dan menato tubuhnya<br />
61. Mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya<br />
62. Mengakui orang lain sebagai bapak<br />
63. Thiyarah (menganggap sial)<br />
64. Minum dengan menggunakan bejana (gelas, cangkir, dll) dari emas dan perak<br />
65. Debat kusir dan perwakilan hakim<br />
66. Mengebiri, membuat cacat dan menyiksa budak secara zhalim dan aniaya<br />
67. Mengurangi timbangan dan takaran<br />
68. Merasa aman dari siksaan Allah<br />
69. Putus asa dan merasa pesimis dari rahmat Allah<br />
70. Kufur nikmat<br />
71. Menguasai sumber air untuk diri sendiri<br />
72. Menato wajah hewan dengan besi panas<br />
73. Berjudi<br />
74. Melakukan dosa di tanah suci<br />
75. Meninggalkan shalat Jum'at<br />
76. Memata-matai dan membocorkan rahasia kaum Muslimin<br />
<br />
Perumnas 3, Bekasi - 26 Februari 2014<br />
<br />
(Disalin dari kitab Al-Kaba'ir, Dosa-Dosa Yang
Membinasakan karya al-Imam adz-Dzahabi Rahimahullahu Ta'ala, penerbit
Darus Sunnah Press)<br />
<br />
Catatan:<br />
Untuk keterangan lebih rinci dari masing-masing dosa-dosa besar di atas dapat dilihat di kitab sumbernya <br />
Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-77324649420118458912014-01-29T01:37:00.000-08:002014-01-29T01:38:17.331-08:00Hukum Shalatnya Orang Yang Terbuka Kepalanya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ba_G-GcMa91D2M0M21-eg_9akW4c0RNP4TJK9iJr2wmiHnFIyPgZYBENWwOMKRSv3r4HXzdyvIXHPtthgjKMzRirDzvcHJ7-jUca8ODQJfeH10Ym7aOwBFYHqWh4kv8lZaNlKJDSnbCU/s1600/Picture+031.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1ba_G-GcMa91D2M0M21-eg_9akW4c0RNP4TJK9iJr2wmiHnFIyPgZYBENWwOMKRSv3r4HXzdyvIXHPtthgjKMzRirDzvcHJ7-jUca8ODQJfeH10Ym7aOwBFYHqWh4kv8lZaNlKJDSnbCU/s1600/Picture+031.jpg" height="200" width="150" /></a></div>
Pendapat Syaikh al-Albani:<br />
Dalam hal ini, shalatnya orang yang tidak menutup kepalanya adalah Makruh, sebab seorang Muslim ketika masuk dalam shalat hendaklah dengan bentuk keislaman yang sempurna, berdasarkan hadits:<br />
<div style="text-align: right;">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span dir="rtl">فَأِنَّ اللَّهَ أَحَقَّ أَنْ يُتَزَيَّنَ لَهُ</span></span></div>
"Sesungguhnya Allah lebih berhak atas berhiasnya seseorang kepadaNya." (HR. ath-Thahawi dalam kitab Syarh al-Ma'aniy I/221). Dan Bukan termasuk bentuk yang baik dalam kebiasaan salaf membiarkan kepala terbuka.<br />
<br />
Tamaamu al-Minnah hal 164<br />
<br />
(Disalin dari kitab Ensiklopedi Fatwah Syaikh Albani, penerbit Pustaka As-Sunnah)Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-32365200185154986002014-01-28T23:24:00.001-08:002014-01-28T23:41:17.820-08:00Wajibnya Menutup al-'Atiq (Pundak) Bagi Laki-Laki (Dalam Shalat), Jika Ada Yang Digunakan Untuk Menutup<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQ32FgyQPZ997La-JaPxqso4ugZCZ_UikPGbfwKyoDFUZ_45wHxtOqjHCFMuR1fT5YeNnHZ8vE7JwR5AkJAa5hDIHkhRIq-WpWz5xgEAu89f9XO5bawssmCztQ6KSyX4cW7cRQiaVGL-t/s1600/IMG-20140128-01023.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJQ32FgyQPZ997La-JaPxqso4ugZCZ_UikPGbfwKyoDFUZ_45wHxtOqjHCFMuR1fT5YeNnHZ8vE7JwR5AkJAa5hDIHkhRIq-WpWz5xgEAu89f9XO5bawssmCztQ6KSyX4cW7cRQiaVGL-t/s1600/IMG-20140128-01023.jpg" height="200" width="142" /></a></div>
Pendapat Syaikh al-Albani:<br />
Bahwasanya wajib bagi orang yang shalat untuk menutup bagian badannya yang bukan aurat yaitu bagian badan yang atas, hal ini jika ada yang digunakan untuk menutupinya. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span dir="rtl">لَايُصَلِّيَنَّ أَحَدُكُمْ فِى الثَّوْبِ الوَاحِدِلَيْسَ عَلَىعَاتِقِهِ, وَفِىرِوَايَةٍمَنْكِبَيْهِ مِنْهُ شَيْءٌ. رواةالشيخان</span></span><br />
"Janganlah salah satu di antara kalian shalat dengan satu baju tanpa ada satupun di atas pundaknya." (dan dalam sebuah riwayat: kedua pundaknya). (HR. Bukhari dan Muslim)<br />
<br />
Dan sebuah riwayat dari Ahmad, kalaupun tidak tertutup bagian atas badannya, shalatnya sah, tapi dia telah berdosa karena tidak menutupnya. Dan Insya Allah pendapat inilah yang benar.<br />
<br />
Tamaamu al-Minnah hal 163 ats-Tsamaru al-Mustathab (I/292)<br />
<br />
(Disalin dari kitab Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani, penerbit Pustaka As-Sunnah)<br />
<br />Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-554444264647039226.post-49855253356713492162014-01-28T02:01:00.002-08:002014-01-28T02:01:44.623-08:00Haramnya Memakai Pakaian Syuhrah (Mencari Popularitas)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjirR45Jb-WqNAYUkeu80ymwEeeW3wX6_DzzKtf-LR3Mj-k3kViqiRNcLZi9tZf5Ktt4B6ysz9Gz6Q3bwb2pNg_IMpvpNL6Asvy7C1Tt3Xerc9gZBB6wCzWyF720kPIHk0fliCEIrzJc0AC/s1600/IMG-20140128-01023.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjirR45Jb-WqNAYUkeu80ymwEeeW3wX6_DzzKtf-LR3Mj-k3kViqiRNcLZi9tZf5Ktt4B6ysz9Gz6Q3bwb2pNg_IMpvpNL6Asvy7C1Tt3Xerc9gZBB6wCzWyF720kPIHk0fliCEIrzJc0AC/s1600/IMG-20140128-01023.jpg" height="320" width="228" /></a></div>
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span dir="rtl">عَنْ
ابْنِ عُمَرَ رضي اللّه عنهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْل اللَّه مَنْ لَبِسَ
ثَوْبَ شَهْرَةٍ فِي الدُُّنْيَاأَلْبَسَهُ اللَّهُ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ يَومَ
الْقِيَامَةِ ثُمَّ أُلْهِبَ فِيْهِ نَارًا</span></span><br />
Dari Ibnu Umar <span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span dir="rtl">رضي اللّه عنهُ</span></span> ia berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Barang siapa memakai pakaian untuk mencari popularitas dunia, maka Allah akan mengenakan pakaian kehinaan padanya di hari kiamat kemudian membakarnya dengan api neraka." (HR. Abu Dawud II/172)<br />
<br />
Asy-Syaukani berkata, "Hadits ini menunjukan diharamkannya memakai pakaian syuhrah. Dan pakaian ini bukan hanya dikhususkan pada pakaian yang mahal harganya, bahkan pakaian syuhrah ini bisa ada pada pakaian yang berbeda dengan pakaian orang pada umumnya. Maka tidak ada bedanya antara pakaian yang mahal dengan yang murah."<br />
<br />
Hijaab al-Mar`ah al-Muslimah hal. 111<br />
<br />
(Disalin dari kitab Ensiklopedi Fatwa Syaikh Albani, Pustaka As-Sunnah)Toko Buku An-Naajiyahhttp://www.blogger.com/profile/10831753173790885872noreply@blogger.com