Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu,
Ahlan wa sahlan, selamat datang di blog Toko Buku An-Naajiyah. Kunjungi toko kami di jln. Bangka Raya no D3-4, Perumnas 3 Bekasi. Dapatkan discount-discountnya. Atau dapat dipesan dengan mengontak kami di +6281219112152, +622170736246, E-mail gwsantri@gmail.com, maka barang akan dikirim ketempat tujuan setelah dikurangi discount dan ditambahkan ongkos kirim yang ditanggung oleh si pemesan. Kunjungi juga toko online kami di www.tb-an-naajiyah.dinomarket.com.

Pembayaran:
1. Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, no 7000739248, kode ATM Bersama 451, a.n Gusti Wijaya Santri.
2. Bank Muamalat cabang Kalimas Bekasi, no 0218913136, kode ATM Bersama 147, a.n Gusti Wijaya Santri

Pengiriman pesanan menggunakan JNE/Pos Indonesia/Indah Cargo/Pahala Kencana/jasa pengiriman yang disepakati.

Semoga kehadiran toko dan blog ini dapat memberikan manfa'at untuk Saya khususnya dan semua pengunjung pada umumnya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Banner

Rabu, 28 Desember 2011

Ensiklopedi Fiqih Wanita 2 jilid, Pustaka Ibnu Katsir


Ensiklopedi Fiqih Wanita Jilid 1
Ensiklopedi Fiqih Wanita Jilid 2







Para pembaca, semoga dirahmati Allah.
Selama ini telah banyak buku-buku fiqih yang beredar di kalangan masyarakat. Namun buku-buku fiqih yang diperuntukkan khusus bagi kaum wanita masih sangat jarang. Walaupun kita telah menemukan buku-buku yang dimaksud, namun kita masih harus lebih jeli dalam memilih buku-buku yang benar-benar lurus, memuaskan dan menenteramkan.
Alhamdulillah, atas izin Allah Ta’ala, kami Pustaka Ibnu Katsir bisa menghadirkan sebuah buku rujukan yang cukup mewakili bagi kaum wanita dalam berbagai hukum fiqih yang banyak mereka tanyakan dan mereka butuhkan selama ini. Buku tersebut berjudul Fiqhus Sunnah lin Nisaa-I wamaa Yajibu an Ta’rifahu Kullu Muslimatin minal Ahkam yang ditulis oleh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul .
Buku Ensiklopedi Fiqih Wanita ini terdiri dari 2 jilid. Berikut komentar para ulama mengenai buku ini :
Abu ‘Abdillah Mushthafa bin al-‘Adawi
“Saya mendapatinya sebagai kitab yang penuh dengan manfaat dan mudah (difahami). Kitab ini menggabungkan antara kematangan isi pembahasannya, kebersihan dan keselamatan pembahasannya dari berbagai kerancuan serta mudah difahami, ini semua adalah wujud nyata dari pertolongan Allah ‘Azza wa jalla”.
Abu ‘Abdillah Ahmad bin al-‘Isawi
“ Penulis menempuh sebuah metode yang menggabungkan antara mudahnya redaksi, susunan yang baik, dalil yang shahih dan selalu merujuk kepada pemahaman para Salafush Shalih. Tidak terlalu panjang lebar sehingga membuat bosan, juga tidak terlalu ringkas sehingga meninggalkan banyak hal penting. Walhasil, beliau menyusunnya dengan sangat profesional.”
Abu ‘Umair bin ‘Arafat al-Mishri al-Atsari
“Setahu saya, apa yang beliau susun dalam buku ini merupakan sebuah mutiara (karya) yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Dan penulis –semoga Allah menjaganya- termasuk salah seorang penuntut ilmu yang sungguh-sungguh dan terbebas dari sikap taqlid kepada siapa pun. Beliau termasuk di antara orang-orang yang mampu mengambil banyak manfaat dari ilmu fiqih dan ushulnya, hadits dan ushulnya, juga ilmu nahwu dan ilmu-ilmu lainnya.”
Wahai kaum muslimah, Anda lebih mengetahui keadaan Anda sendiri, dan cukuplah hal itu sebagai pendorong untuk segera menikmati buah karya yang sangat berharga ini. Semoga upaya kami dalam menerbitkan buku ini dicatat sebagai amal shalih yang diterima. Shalawat serta salam semoga dicurahkan kepada hamba dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad bin ‘Abdillah Shallallahu ‘alaihi  wasallam, keluarganya, serta para sahabatnya. Amin.
read more “Ensiklopedi Fiqih Wanita 2 jilid, Pustaka Ibnu Katsir”

Fathul Majid, Pustaka Sahifa

Penulis : Al-Allamah Abdurrahman Alu Asy-Syaikh
Harga : Rp.189.000,-
Deskripsi : 1360 hal. (SHC)
Buku Fathul Majid di tangan Anda ini adalah induk rujukan tauhid, yang memuat:
1.Matan lengkap Kitab at-Tauhid Alladzi Huwa Haqqullah Ala al-Abid, karya Imam al-Mujaddid, Muhammad bin Abdul Wahhab at-Tamimi, Syaikhul Islam di zamannya, yang dilengkapi dengan harakat.
2.Fathul Majid Syarh Kitab at-Tauhid, karya asy-Syaikh al-Allamah Abdurrahman bin Hasan Alu asy-Syaikh.
3.Diberikan ta'liq dan hasyiyah (komentar dan tambahan penjelasan) oleh Syaikh Muhammad Hamid al-Faqi, di mana sebagian besar dari ta'liq beliau tersebut, beliau ambil dari Qurrah al-Uyun al-Muwahhidin, karya penulis Fathul Majid sendiri.
4.Ta'liq ini kemudian dimuraja'ah (dikaji ulang) oleh Imam al-Allamah Ibnu Baz, dan beliau memberikan koreksi dan komentar yang sangat urgen terhadap sejumlah masalah penting.
5.Hadits-hadits dalam Kitab Tauhid kami takhrij dengan berpegang pada banyak sumber.
6.Kami (Editor) melengkapi buku ini dengan risalah Takhrij Ahadits Muntaqadah Fi Kitab at-Tauhid, karya Syaikh Furaih bin Shalih al-Bahlal, yang merupakan takhrij pembelaan atas sejumlah hadits-hadits dalam Kitab Tauhid yang dipermasalahkan oleh sebagian kalangan.
7.Buku ini kami lengkapi pula dengan daftar istilah ilmiah, lengkap dengan makna dan definisinya.
8.Biografi Imam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Besar harapan kami agar buku ini menjadi rujukan primer bagi semua kalangan yang ingin mendalami akidah dan tauhid.
read more “Fathul Majid, Pustaka Sahifa”

Senin, 26 Desember 2011

ADAB-ADAB KEPADA ORANG KAFIR

Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim Al-Atsari


Allah kAzza wa Jalla menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla mengutus para rasul dengan membawa agama yang haq, untuk membimbing manusia menuju cara beribadah yang benar. Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut para rasul itu sebagai orang-orang Muslim. Maknanya, orang yang menyerahkan diri, tunduk dan patuh kepada Allah Azza wa Jalla. Itulah arti Islam secara umum. Yaitu semua agama yang dibawa oleh para nabi dan rasul semenjak Nabi Nuh Alaihissallam sampai Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun secara khusus, Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dari Allah Azza wa Jalla. Dengan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam ini, Allah Azza wa Jalla menghapus seluruh agama dan syariat sebelumnya. Maka, orang yang mendapati agama ini, namun tidak memeluknya, maka dia kafir.

Agama Islam adalah agama yang haq dan adil, mengajarkan cara-cara bermuamalah dengan seluruh jenis manusia, termasuk mengajarkan sikap seorang Muslim kepada orang-orang kafir. Di sini kami akan menyampaikan beberapa adab kepada orang kafir. Penjelasan ini merujuk padas penjelasan Syaikh Abu Bakar Jâbir al-Jazâiri dalam kitab Minhâjul Muslim, dan kitab-kitab ulama lainnya.

Seorang Muslim meyakini bahwa seluruh agama selain agama Islam itu batil dan pemeluknya kafir. Allah Ta’ala berfirman :

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. [Ali Imrân/3: 19]

Dan firmanNya:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. [Ali Imrân/3: 85]

Juga firman-Nya:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. [al-Mâidah/5: 3]

Dengan berita-berita dari Allah Azza wa Jalla ini, seorang Muslim mengetahui bahwa semua agama sebelum Islam telah dihapus dan Islam menjadi agama semua manusia. Sehingga Allah k tidak akan menerima agama kecuali Islam, juga tidak ridha dengan syariat selain syariat Islam. Dari sini seorang Muslim meyakini bahwa setiap orang yang tidak tunduk kepada Allah dengan menganut Islam, maka dia kafir yang harus disikapi dengan sikap yang telah ditentukan syariat. Di antaranya, sebagai berikut :

1. Tidak menyetujui keberadaannya di atas kekufuran dan tidak ridha terhadap kekufuran. Karena ridha terhadap kekufuran merupakan salah satu kekufuran.

2. Membenci orang kafir karena Allah Azza wa Jalla juga benci kepadanya. Karena dalam Islam, cinta itu karena Allah, begitu juga benci karena Allah. Oleh karena itu, selama Allah Azza wa Jalla membenci orang kafir karena kekufurannya, maka seorang Mukmin harus juga membenci orang kafir tersebut.

3. Tidak memberikan wala’ (kedekatan; loyalitas, kesetiaan) dan kecintaan kepada orang kafir. Allah Ta’ala berfirman :

لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ

Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (teman akrab; pemimpin; pelindung; penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. [Ali ‘Imrân/3: 28]

Dan firman-Nya:

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ

Kamu tidak akan mendapati satu kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang yang menentang itu asdalah bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. [al-Mujâdilah/58: 22]

4. Bersikap adil dan berbuat baik kepadanya, selama orang kafir tersebut bukan kafir muhârib (orang kafir yang memerangi kaum Muslimin). Berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla :

لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. [al-Mumtahanah/60: 8]

Ayat yang mulia lagi muhkam (ayat yang maknanya jelas-red) ini membolehkan bersikap adil dan berbuat baik kepada orang-orang kafir, kecuali orang-orang kafir muhârib (orang-orang kafir yang memerangi umat Islam). Karena Islam memberikan sikap khusus terhadap orang-orang kafir muhârib.

5. Mengasihi orang kafir dengan kasih sayang yang bersifat umum. Seperti memberi makan jika dia lapar; memberi minum jika haus; mengobatinya jika sakit; menyelamatkannya dari kebinasaan; dan tidak mengganggunya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Kasihilah orang-orang yang berada di atas bumi, niscaya Dia (Allah) yang berada di atas langit akan mengasihi kamu. [HR. at-Tirmidzi, no. 1924]

6. Tidak mengganggu harta, darah, dan kehormatan, selama dia bukan kafir muhârib. Karena itu merupakan kezhaliman yang dilarang oleh Allah Azza wa Jalla, berdasarkan hadits qudsi berikut ini :

عَنْ أَبِي ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا رَوَى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا

Dari Abu Dzarr Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau meriwayatkan dari Allah Tabâraka wa Ta’âla berfirman: “Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya sesuatu yang diharamkan di tengah kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi”. [HR. Muslim, no. 2577]

7. Boleh memberikan hadiah kepadanya dan boleh juga menerima hadiah darinya serta diperbolehkan memakan daging sembelihan ahli kitab. Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ

Pada hari ini Dihalalkan bagimu yang baik-baik. makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al kitab itu halal bagimu. [al-Mâidah/5: 5]

8. Tidak boleh menikahkan wanita Muslimah dengan laki-laki kafir (walaupun lelaki ini Ahli kitab-pent). Dan laki-laki Muslim tidak boleh menikahi wanita kafir, kecuali wanita Ahli kitab.

Tentang larangan menikahkan wanita Muslimah dengan lelaki kafir, Allah Azza wa Jalla berfirman:

لَا هُنَّ حِلٌّ لَّهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ

Mereka (perempuan-perempuan yang beriman) tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tidak halal pula bagi mereka. [al-Mumtahanah/60: 10]

Allah Azza wa Jalla juga berfirman :

وَلَا تَنكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا تُنكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا ۚ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّن مُّشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ ۗ أُولَٰئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ ۖ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

”Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik daripada wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka itu mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. [al-Baqarah/2: 221]

Sedangkan tentang bolehnya menikahi wanita Ahli kitab, Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ

(Dan dihalalkan mangawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka, dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. [al-Mâidah/5: 5]

9. Tidak mendahului orang kafir dalam mengucap salam. Jika orang kafir tersebut mengucapkan salam terlebih dahulu, maka cukup dijawab dengan ”Wa ‘Alaikum”. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ

Jika salah seorang ahli kitab mengucapkan salam kepadamu, maka jawablah dengan ”Wa ‘Alaikum. [HR. Ibnu Mâjah, no. 3697; dishahîhkan oleh al-Albâni]

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ

Janganlah kamu memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan Nashâra. Dan jika kamu menemui salah seorang dari mereka di jalan, maka desaklah ia ke jalan yang paling sempit/pinggir. [HR. Muslim, no. 2167]

Dalam penjelasan tentang makna hadits ini, Imam Nawawi rahimahullah mengatakan : “Para sahabat kami mengatakan, orang kafir dzimmi tidak dibiarkan berjalan di tengah jalan, namun dia didesak ke pinggirnya jika umat Islam melewati jalan tersebut. Namun jika jalan itu sepi, tidak berdesakan (di jalan itu) maka tidak mengapa”.

10. Kaum Muslimin harus menyelisihi orang kafir dan tidak boleh melakukan tasyabbuh (menyerupai) dengannya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk mereka. [HR. Abu Dawud, no. 4031]

Tasyabbuh artinya menyerupai atau meniru. Tasyabbuh dengan orang kafir yang terlarang adalah meniru atau menyerupai orang kafir dalam masalah keyakinan, ibadah, kebiasaan, atau model-model perilaku yang merupakan ciri khas mereka. Demikian keterangan Syaikh Dr. Nâshir bin Abdul Karîm al-‘Aql dalam dalam kitab beliau : "Man Tasyabbaha Bi Qaumin Fahuwa Minhum", hlm. 5.

Inilah beberapa adab berkaitan dengan orang-orang kafir. Lewat paparan singkat ini, kita dapat mengetahui sikap adil yang diajarkan agama Islam dalam menyikapi orang-orang kafir secara umum. Wallahu a’lam bisshawab.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XII/1430H/2009M Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296]
Sumber: http://almanhaj.or.id/content/2942/slash/0
read more “ADAB-ADAB KEPADA ORANG KAFIR”

MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA KEPADA NON MUSLIM

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-Utsamîn

Pertanyaan.
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-Utsamîn ditanya tentang hukum mengucapkan selamat hari raya kepada non-muslim (seperti selamat Natal) : Jika mereka memberi ucapan selamat kepada kita, bagaimana cara menjawabnya? Bolehkah kita menghadiri tempat-tempat perayaan mereka berkait dengan hari raya ini? Jika ada yang mengikutinya, apakah dia berdosa? Padahal terkadang dia melakukannya karena pura-pura, atau malu, atau merasa bersalah (jika tidak menghadiri undangan, Red.) dan berbagai sebab lainnya? Dalam masalah ini, apakah kita boleh meniru mereka?

Jawab
Memberikan ucapan selamat kepada orang-orang kafir, seperti ucapan “Selamat Natal” dan perayaan keagamaan lainnya, hukumnya adalah haram berdasarkan kesepakatan para ulama’.

Ibnul-Qayyim rahimahullah dalam kitabnya, Ahkâmu Ahli Dzimmah mengatakan: "Mengucapkan selamat dengan syiar-syiar orang kafir yang merupakan kekhususan mereka, hukumnya ialah haram menurut kesepakatan para ulama. Seperti memberikan ucapan selamat kepada mereka berkaitan dengan hari raya mereka, ibadah mereka, dengan mengucapkan “selamat berhari raya”, atau yang sejenisnya. Perbuatan seperti ini, kalaupun si pelaku selamat dari kekufuran, namun ia telah melakukan sesuatu yang diharamkan. Perbuatan seperti ini sama dengan mengucapkan “selamat” atas peribadatan mereka. Bahkan ucapan ini lebih besar dosanya di sisi Allah Azza wa Jalla dan lebih dimurkai daripada memberikan ucapan selamat kepada peminum khamr, pembunuh, pezina, dan lain sebagainya. Banyak orang yang tidak memiliki perhatian terhadap din (agama) terseret dalam perbuatan seperti ini. Dia tidak mengetahui kejelekan yang dilakukannya. Barang siapa memberikan ucapan selamat berkaitan dengan perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka ia terancam mendapat kemurkaan Allah Azza wa Jalla.” Selesai perkataan Ibnul-Qayyim rahimahullah.

Memberikan ucapan selamat kepada orang-orang kafir berkaitan dengan perayaan keagamaan mereka hukumnya haram. Seperti inilah yang disebutkan oleh Ibnul-Qayyim rahimahullah, karena dalam ucapan selamat tersebut tersirat pengakuan terhadap syiar-syiar (simbol-simbol) kekufuran, ridha terhadap kekufuran meskipun ia tidak ridha kekufuran itu untuk dirinya. Bagi setiap muslim diharamkan menyukai kekufuran atau memberikan ucapan selamat kepada yang lain berkaitan dengan kekufuran ini, karena Allah k tidak meridhai kekufuran. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ

"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu". [az-Zumar/39 : 7].

Firman Allah Azza wa Jalla.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu".[al-Mâ`idah/5 : 3].

Memberikan ucapan selamat kepada mereka bererkaitan dengan hal itu, hukumnya haram, baik ia ikut merayakan maupun tidak. Jika memberikan ucapan selamat kepada kita berkaitan dengan hari raya mereka, maka kita tidak perlu menjawabnya. Karena itu bukan hari raya kita. Juga hari raya itu tidak diridhai Allah Azza wa Jalla. Karena kemungkinan hari raya itu adalah bid’ah dalam agama mereka, atau mungkin pernah disyari’atkan namun telah dihapus dengan agama Islam yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk semua manusia dan jin. Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

"Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi". [Ali Imrân/3 : 85].

Memenuhi undangan dalam perayaan ini hukumnya haram. Karena memenuhi undangan ini lebih berat dibandingkan memberikan ucapan selamat. (Dengan) menghadiri undangan, berarti ikut merayakan bersama mereka. Begitu juga, seorang muslim diharamkan meniru mereka dengan mengadakan acara-acara dalam hal perayaan ini, atau saling memberi hadiah, membagi-bagi permen, makanan, meliburkan aktifitas, atau yang sejenisnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut". [HR Imam Ahmad dalam Musnadnya, 2/50, 92].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam kitabnya, Iqtidhâ Sirathil-Mustaqîm, Mukhâlafatu Ash-hâbil-Jahîm, berkata: “Meniru-niru mereka dalam sebagian perayaan mereka menyebabkan seseorang bangga dengan kebathilan yang ada pada mereka … Bisa jadi, hal ini akan lebih memotivasi mereka untuk memanfaatkan momen-momen itu”. Selesai perkataan Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Seseorang yang melakukan perbuatan ini, berarti ia berdosa, baik melakukannya karena pura-pura, suka, malu, atau karena faktor lainnya. Karena semua itu termasuk mudâhanah (dukukngan yang dilarang) dalam dinullah dan menyebabkan mereka semakin mantap serta bangga dengan agamanya.

Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menjadikan kaum muslimin mulia dengan agamanya, memberikan keteguhan hati, serta menolong kaum muslimin dalam mengalahkan musuh-musuhnya. Sesungguhnya Allah k Maha kuat dan Maha perkasa.

Fatâwa Ulamâ al-Baladil-Harâm, hlm. 935-937.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
Sumber: http://almanhaj.or.id/content/2406/slash/0
read more “MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA KEPADA NON MUSLIM”

SYARAH LUM'ATUL I'TIQAD, Pustaka Sahifa


Penjelasan Tuntas Pokok-pokok Akidah Ahlussunnah Wal jama'ah yang Banyak Umat Islam Tergelincir di Dalamnya

Karya :
Ibnu Qadamah al-Maqdisi

Disyarah Oleh :
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin

Dilengkapi dengan Syarah :
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan

512 hal. (Hard Cover)

Harga: Rp.85.000,-

Sejarah telah membuktikan kebenaran sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang menyebutkan bahwa umat Islam akan terpecah belah ke dalam berbagai kelompok. Golongan demi golongan muncul silih berganti, bahkan hingga zaman ini. Kemudian Nabi SAW menyatakan bahwa hanya satu golongan yang akan masuk surga, yaitu orang-orang yang mengikuti ajaran yang dijalankan oleh beliau dan para sahabat; berupa Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan manhaj (cara beragama) para sahabat. Golongan-golongan yang menyempal tersebut, masing-masing mengusung keyakinan yang menyimpang, tetapi mereka bangga dengan apa yang mereka anut, dan masyarakat Ahlus Sunnah sering kali tercemari oleh berbagai doktrin sesat mereka. Dari sini kemudian banyak ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang merumuskan akidah Islam yang dipegang teguh oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat beliau, yang diambil langsung dari al-Qur`an dan as-Sunnah berdasarkan manhaj para sahabat dan as-Salaf ash-Shalih secara umum; pertama, demi memudahkan kaum Muslimin mengkaji pokok-pokok syari'at i'tiqadiyah yang wajib mereka yakini. Kedua, demi menjaga akidah Islam tetap murni sehingga tetap valid sebagai usaha penegakan hujjah kepada umat manusia. Ketiga, sebagai bantahan dan koreksi bagi berbagai keyakinan golongan sesat tadi, karena pokok-pokok akidah Islam ini berdasarkan dalil dan hujjah yang tidak terbantahkan dari al-Qur`an dan as-Sunnah, serta ijma' as-Salaf ash-Shalih. Buku kita ini merupakan penjelasan poin-poin akidah Islam tersebut, yang banyak orang dari umat ini salah kaprah bahkan menyimpang darinya. Kami mengemasnya dalam sajian matan yang lengkap dengan harakat, dan disyarah oleh dua orang ulama besar Ahlus Sunnah wal Jama'ah abad ini. Buku ini adalah pilihan tepat untuk mengkaji dasar-dasar akidah yang benar.
read more “SYARAH LUM'ATUL I'TIQAD, Pustaka Sahifa”

Rabu, 21 Desember 2011

Sudah Benarkah Sholat Kita, Majelis Ilmu

Penulis    : Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah
Penerbit  : Majelis Ilmu
Harga       : Rp 33.000,-
Deskripsi:
Shalat adalah ibadah yang sangat istimrwa. Sedekat-dekat hubungan hamba kepada Penciptanya adalah ketika dia sujud. awal kali yang dihisab Allah di hari Perhitungan adalah shalat. Shalat adalah tanda keislaman kita. Namun sangat disayangkan, pada umumnya kita belajar shalat secara instan, sehingga banyak kebid'ahan dan kesalahan yang kita lakukan secara terus-menerus. Kini tiba saatnya kita meluangkan waktu, "melihat" shalat Rasulullahu Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan berbenah diri.

Dengan mempelajari buku ini, insya Allah anda akan mempunyai ilmu tentang:
- Prinsip ibadah agar bernilai di hadapan Allah Subhana wa Ta'ala
- Membedakan antara sunnah dan bid'ah, serta taqlid dan ittiba'
- Mengenal thaharah dan cara bersuci dari najasah dan junubah
- Mempelajari fiqih wudhu dan mandi
- Mengilmui fiqih shalat berkenaan dengan hukumnya, syarat sahnya, rukunnya, kewajibannya, sunnahnya, hal yang dibolehkan dalam shalat, yang dimakruhkan serta hal yang dilarang
- mempelajari tentang pentingnya sutrah
- Kapan dan bagaimana kita harus sujud sahwi
- Hal-hal yang berkenaan dengan shalat berjama'ah
- Menyambut hari Jum'at dengan amalan sunnah dan wajib
- Fiqih Iedain (hukum shalat Ied, waktunya, tempatnya, tata caranya, khutbahnya, dan amalan sunnah di hari raya
- Fiqih Janaiz (tata cara shalat jenazah)
- Mempelajari tentang shalat-shalat sunnah (Rawatib, Dhuhah, istikharah, khusuf dan kusuf, Istisqaq, Khauf, dll)
- Fiqih sujud tilawah dan sujud syukur
- Fiqih I'tikaf
read more “Sudah Benarkah Sholat Kita, Majelis Ilmu”

Selasa, 20 Desember 2011

Jadilah Muslim Sejati, Majelis Ilmu

Penulis  : Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah
Penerbit: Majelis Ilmu
Harga     : Rp 36.000,-
Deskripsi:
...ternyata kaum muslimin zaman sekarang banyak yang menjadikan Islam sekedar formalitas belaka. Padahal untuk menjadi seorang muslim yang hakiki tidak cukup hanya dengan ucapan dan pengakuan semata. Ingatlah sosok Abdullah bin Ubay bin Salul. Sedikitpun dia tidak merasakan manisnya Islam sekalipun lisannya mengaku muslim. Bagaimana dengan kualitas keislaman kita?...

...berapa banyak amalan yang tampaknya banyak dan berat, tetapi tidak bernilai di sisi Allah Subhana wa Ta'ala. Apa sebabnya?...

...seperti halnya wudhu dan shalat bisa batal, syahadat dan keislaman kitapun bisa batal. Apakah yang bisa membatalkannya?...

...jika disebut kata "wali", akan terbayang sosok yang hebat, bisa terbang, kebal senjata dan tahu perkara ghaib. Kalau mati kuburannya ramai diziarahi untuk mendapat berkahnya. Benarkah persepsi yang demikian?...

...perdukunan ada disekitar kita, korbannya pun dari banyak kalangan. Jalan pintas ini telah menyesatkan sekian banyak saudara kita. Sadarkah kita, "orang-orang pintar" itu adalah para dukun dan paranormal yang telah berserikat dengan setan...

...kebanyakan kaum muslimin masih rancu dalam memahami masalah tawassul. Banyak yang menganggap bolehnya bertawassul dengan Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan orang-orang shalih yang sudah meninggal dunia. Keadaan semakin diperparah tatkala orang-orang yang "berpredikat ulama" membawakan berbagai macam syubhat yang membolehkan segala macam tawassul...

...talbis (pencampuradukan) antara yang haq dengan yang bathil adalah senjata yang sering digunakan para pembela kebathilan. Karena itu, diperlukan penjelas yang bisa membedakan antara pemikiran yang menyimpang dengan yang lurus. Dibutuhkan penjelasan gamblang seputar pemikiran berbahaya yang mengancam keselamatan kaum muslimin agar diketahui dan dijahui...

Itulah sekelumit topik bahasan dari buku yang bersahaja ini, dan masih banyak pembahasan penting lainnya yang pasti anda butuhkan dan seharusnya anda ketahui. Selamat mengkaji, semoga bermanfa'at dan jadilah MUSLIM SEJATI.
read more “Jadilah Muslim Sejati, Majelis Ilmu”

Bio Janna 350ml, The Best for Your Health; CV. Janna Persada Ageng

Produksi   : CV. Janna Persada Ageng
Harga        : Rp 80.000,-
Deskripsi  :
Bio Janna adalah formula NUTRISI HERBAL HAYATI yang terbuat dari hasil fermentasi coconut water (air Kelapa) dan susu dengan memadukan teknologi mikrobakteri terkini yang berguna bagi kesehatan. Baik untuk pencegahan maupun pengobatan berbagai macam penyakit

Manfa'at Bio Janna:
Untuk pencegahan dan membantu penyembuhan berbagai penyakit dalam dan luar tubuh, seperti:
Ambeien, alergi, asam urat, asthma, batu ginjal, batuk rejan, cacar air, darah rendah, darah tinggi, diabetes, liver, diare, hepatitis, kanker, kista, kolesterol, konstipasi, kesuburan, maag, obesitas, polio, rematik, sembelit, sirosis, stroke, typus, gondok dan lain-lain
Untuk kumur: Sariawan, sakit gigi, bau mulut, radang tenggorokan, amandel
Oles/semprot: luka gores, luka bakar, gigitan hewan berbisa, eksim, cacar air, herpes/dompo, kutu air, jerawat, luka pada diabetes, keputihan, ketombe dan lain-lain.

Berfungsi juga untuk membantu:
- Meningkatkan metabolisme
- Imunitas dan stamina tubuh
- Memperbaiki pencernaan
- Menetralisir racun

Aturan Pakai
Dewasa: 1 gelas takar (15ml): 3x sehari
Anak-anak: 1/3 gelas takar (5ml): 3x sehari

Bio Janna bisa diberi atau disajikan dicampur dengan segelas air putih, susu, madu, sirup, teh atau produk herbal lainnya. Lebih nikmat disajikan dalam keadaan dingin. Hindari penyajian dengan air panas.

Testimoni:
Beberapa penderita penyakit yang sembuh dari sakitnya dengan izin Allah setelah menggunakan Bio Janna:
- Kista ganas sembuh dan Maag juga ikut sembuh, Mbak Lia, Kecamatan Tenayan raya, Pekan Baru
- Embeien stadium 4 selama 4 tahun, Agus Joko Lelono,Pekanbaru
- Ginjal bocor, Vicky Citra Sari Wulan, 29 th, Ibu Rumah Tangga, Klaten
- Kanker otak, Semi Sabaryadi, Tani Sawit, Boyolali
- Sinusitis, sesak nafas dan maag, Yufrienni, Pekanbaru
- Asam urat dan batuk, Haji Syamsi, 56th, Pekanbaru
- Paru-paru basah, Slamet, 40th, Kampar
- Darah tinggi sudah 1 tahun, ibu Asnida, 67th, Payakumbuh
- Sakit pinggang 7 tahun, Sunarso Paidi, Desa Tarai Bangun
- Stroke tidak bisa jalan, bapak Sumardi, Sukoharjo
- Infeksi usus, Yanto 28th, Sukoharjo
- Diabetes akut, bapak Suwarno, 52th, Klaten
- Jerawat seperti daging tumbuh, Sambodo 24th, Gagak Sipat Colomadu
- Benjolan di Payudara, Lastri 27th, Polokarto
- Mata memerah ada daging tumbuh seperti Katarak, bapak Suyam, Klaten
- Peradangan ginjal dan hernia, Risman Zaid SH, Painan
Dan banyak lagi lainnya

IKOT 503/6513/2
read more “Bio Janna 350ml, The Best for Your Health; CV. Janna Persada Ageng”

Kamis, 08 Desember 2011

Tata Cara Shalat Gerhana

Januari 24, 2009 pukul 6:00 am
Disusun oleh Muhammad Abduh Tuasikal

Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka’at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada sekali ruku’, dua kali sujud.
Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka’at dan setiap raka’at ada dua kali ruku’, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)
“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)
Ringkasnya, agar tidak terlalu berpanjang lebar, tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam dan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
جَهَرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4]Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’
[6]Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)

Nasehat Terakhir
Saudaraku, takutlah dengan fenomena alami ini. Sikap yang tepat ketika fenomena gerhana ini adalah takut, khawatir akan terjadi hari kiamat. Bukan kebiasaan orang seperti kebiasaan orang sekarang ini yang hanya ingin menyaksikan peristiwa gerhana dengan membuat album kenangan fenomena tersebut, tanpa mau mengindahkan tuntunan dan ajakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika itu. Siapa tahu peristiwa ini adalah tanda datangnya bencana atau adzab, atau tanda semakin dekatnya hari kiamat.
Lihatlah yang dilakukan oleh Nabi kita shallallahu ’alaihi wa sallam:
عَنْ أَبِى مُوسَى قَالَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِى زَمَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَامَ فَزِعًا يَخْشَى أَنْ تَكُونَ السَّاعَةُ حَتَّى أَتَى الْمَسْجِدَ فَقَامَ يُصَلِّى بِأَطْوَلِ قِيَامٍ وَرُكُوعٍ وَسُجُودٍ مَا رَأَيْتُهُ يَفْعَلُهُ فِى صَلاَةٍ قَطُّ ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الآيَاتِ الَّتِى يُرْسِلُ اللَّهُ لاَ تَكُونُ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُرْسِلُهَا يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ ».
Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu menuturkan, ”Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi lantas berdiri takut karena khawatir akan terjadi hari kiamat, sehingga beliau pun mendatangi masjid kemudian beliau mengerjakan shalat dengan berdiri, ruku’ dan sujud yang lama. Aku belum pernah melihat beliau melakukan shalat sedemikian rupa.”
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,”Sesungguhnya ini adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang ditunjukkan-Nya. Gerhana tersebut tidaklah terjadi karena kematian atau hidupnya seseorang. Akan tetapi Allah menjadikan demikian untuk menakuti hamba-hamba-Nya. Jika kalian melihat sebagian dari gerhana tersebut, maka bersegeralah untuk berdzikir, berdo’a dan memohon ampun kepada Allah.” (HR. Muslim no. 912)
An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat. Beliau rahimahullah menjelaskan dengan beberapa alasan, di antaranya:
Gerhana tersebut merupakan tanda yang muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. (Lihat Syarh Muslim, 3/322)

Hendaknya seorang mukmin merasa takut kepada Allah, khawatir akan tertimpa adzab-Nya. Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam saja sangat takut ketika itu, padahal kita semua tahu bersama bahwa beliau shallallahu ’alaihi wa sallam adalah hamba yang paling dicintai Allah. Lalu mengapa kita hanya melewati fenomena semacam ini dengan perasaan biasa saja, mungkin hanya diisi dengan perkara yang tidak bermanfaat dan sia-sia, bahkan mungkin diisi dengan berbuat maksiat. Na’udzu billahi min dzalik.
*******

Demikian penjelasan yang ringkas ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin. Semoga kaum muslimin yang lain juga dapat mengetahui hal ini.
Semoga kita selalu mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dapat beramal sholih dan semoga kita selalu diberkahi rizki yang thoyib.

Pangukan, Sleman, 25 Muharram 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya
Muhammad Abduh Tuasikal, ST


Sumber: http://rumaysho.wordpress.com/2009/01/24/tata-cara-shalat-gerhana/
read more “Tata Cara Shalat Gerhana”

Rabu, 07 Desember 2011

Habbatussaudana Sarmut (Sarang Semut) 60 kapsul, DEP KES POM TR. 093301691, CV BAF Bekasi

Produksi  : CV BAF Bekasi
Harga       : Rp 60.000,-
Deskripsi:
Khasiat
1. Menyembuhkan berbagai jenis kanker dan Tumor (Kanker otak, hidung, payudara, liver, paru-paru, usus, rahim, kalit, prostat, kanker darah)
2. Penyakit gangguan jantung, stroke berat dan ringan, Rheumarik, asam urat, sesak nafas (asthma), batuk termasuk TBC, menghilangkan aneka benjolan dalam waktu yang relatif singkat seperti: gondok dan kanker payudara
3. Gangguan ginjal
4. Usus buntu, usus turun (hernia)
5. Tekanan darah tinggi (hipertensi), wasir (ambeien)
6. Diabetes
7. Sangat cocok bagi perempuan yang habis melahirkan
8. Menstruasi tidak tepat waktu
9. Meningkatkan gairah pria dan wanita

Komposisi:
- Sarang Semut (Myrmecodia) 75%
- Habbatussauda 25%

Aturan Pakai:
Pengobatan: 3 x 3 kapsul/hari
Pencegahan: 2 x 2 kapsul/hari

Peringatan:
Tidak dianjurkan untuk wanita hamil, anak-anak dan penderita tekanan darah rendah
read more “Habbatussaudana Sarmut (Sarang Semut) 60 kapsul, DEP KES POM TR. 093301691, CV BAF Bekasi”

Irisan Sarang Semut 100gr, DEPKES P-IRT No 2109 17208181, UD Fira Papua

Produksi  : UD. Fira Papua
Harga       : Rp 40.000,-
Deskripsi:
Sarang semut adalah salah satu timbuhan Epyfit yang mana umbinya dihuni oleh semut, sehingga diberi nama sarang semut. Sarang semut (Myrmecodia) menurut penelitian ilmuan dunia sarang semut ada 26 species. Menurut Martin Heil dari Departement of Bio Organic Chevistry - max plant - institute Jerman sejak tahun 1960 sudah menjadi wacana penelitian. Khasiatnya telah teruji dan terbukti satu-satunya tumbuhan penyembuh kanker dan tumor di dunia. Ditemukan di pedalaman Wamena (Papua) pada awal Januari 2005, kesimpulan sekian peneliti setelah dibedah dengan alat rontgen (sinar x) ternyata mengandung Flavonoida, Glikosida, Polifenol, Antioksidan, Vitamin, Mineral dan Asamfrominat.

Khasiatnya
1. Menyembuhkan berbagai jenis kanker dan Tumor (Kanker otak, hidung, payudara, liver, paru-paru, usus, rahim, kalit, prostat, kanker darah)
2. Penyakit gangguan jantung, stroke berat dan ringan, Rheumarik, asam urat, sesak nafas (asthma), batuk termasuk TBC, menghilangkan aneka benjolan dalam waktu yang relatif singkat seperti: gondok dan kanker payudara
3. Gangguan ginjal
4. Usus buntu, usus turun (hernia)
5. Tekanan darah tinggi (hipertensi), wasir (ambeien)
6. Diabetes
7. Sangat cocok bagi perempuan yang habis melahirkan
8. Menstruasi tidak tepat waktu
9. Meningkatkan gairah pria dan wanita

Cara Pakai
Dalam 100gr direbus dengan 3 liter air sampai mendidih kemudian disaring lalu diminum secara rutin selama sebulan warna dan rasanya sama dengan teh, direbus berulang-ulang sampai airnya putih

- Pencegahan minum 3 gelas sehari (3 x 1)
- Penyembuhan minum 6 gelas sehari (6 x 1)
- Lebih nikmat dicampur dengan madu

Catatan
-Tidak dianjurkan untuk wanita hamil
- Tidak ada efek samping (over dosis)

Selamat mencoba semoga lekas sembuh. Bi Idznillah
read more “Irisan Sarang Semut 100gr, DEPKES P-IRT No 2109 17208181, UD Fira Papua”

BMW (Buah Merah Wamena) 60 kapsul, DINKES. PIRT : 107917213181, Fira Papua

Produksi : Fira papua
Harga      : Rp 65.000,-
Deskripsi:
Buah Merah adalah tanaman yang tergolong dalam familia pandan-pandanan, yang selama ini tumbuh secara epidemic di daratan tinggi Papua. Buah Merah memiliki kandungan senyawa antioksidan serta lemak Buah Merah sebagai salah satu untuk membantu daya tahan tubuh.

Menurut hasil penelitian para ahli bahwa Buah Merah mengandung Tokofenol dan Betakaroten yang tinggi, dapat membantu dan mencegah penyakit degeneratif

Kandungan senyawa aktif Buah Merah:
Total karotenoit: 12.000ppm, total tokoferol 11.000ppm, Betakaroten 700ppm, Alfa-tokoferol 500ppm, Asam Oleat 58%, Asam Linoleat 8.8%, Asam Linolenat 7.8%, Dekanoat 2.0%


Komposisi Zat Gizi per 100gr:
Energi 394.00 kalori, Protein 3300.00 mg, Lemak 28100.00 mg, Serat 20900.00 mg, Kalsium 55400.00 mg, Fosfor 30.00 mg, Besi 2.44 mg, Vit B1 0.90 mg, Vit C 25.70 mg, Nialin 1.80 mg, Air 34.90%


Khasiat dan kegunaan
- Mengobati asam urat dan rheumatik
- Mengobati tumor dan kanker
- Hepatitis
- HIV / AIDS (imunitas tubuh)
- Antioksidan
- Dll

Aturan Pakai:
- Menjaga stamina 2 x 2 kapsul/hari
- Pencegahan penyakit 2 x 3 kapsul/hari
- Pengobatan 3 x 3 kapsul/hari
- Anak-anak 1 x 2 kapsul/hari
read more “BMW (Buah Merah Wamena) 60 kapsul, DINKES. PIRT : 107917213181, Fira Papua”

Buah Merah Wamena (BMW) plus Habbatus Sauda 60 kapsul, POM TR. 093301681, CV BAF Bekasi

Produksi   : CV BAF Bekasi
Harga        : Rp 60.000,-
Deskripsi :
Buah Merah adalah tanaman yang tergolong dalam familia pandan-pandanan, yang selama ini tumbuh secara epidemic di daratan tinggi Papua. Buah Merah memiliki kandungan senyawa antioksidan serta lemak Buah Merah sebagai salah satu untuk membantu daya tahan tubuh.

Menurut hasil penelitian para ahli bahwa Buah Merah mengandung Tokofenol dan Betakaroten yang tinggi, dapat membantu dan mencegah penyakit degeneratif

Kandungan senyawa aktif Buah Merah:
Total karotenoit: 12.000ppm, total tokoferol 11.000ppm, Betakaroten 700ppm, Alfa-tokoferol 500ppm, Asam Oleat 58%, Asam Linoleat 8.8%, Asam Linolenat 7.8%, Dekanoat 2.0%

Kandungan senyawa aktif Habbatus Sauda:
Nigellion dan Timocinon (sebagai anti histamin/anti alergi), antioksidan, anti infektif dan Broncodialating (melonggarkan tenggorokan), Asam Linoleat, Arakidat, Eikosanoat, Asam Miristat, Palmitat, Stearat (Asam-asam lemak ini membantu tubuh mencegah infeksi, meningkatkan sistem kekebalan dan mengendalikan reaksi alergis). Asam linoleat gamma juga dapat membantu menstabilkan membran-membran sel.

Khasiat dan Kegunaan:
- Mengobati Asam Urat dan Rheumatik
- HIV / AIDS (imunitas tubuh)
- Membantu mengobati gangguan ginjal, liver, kencing manis, jantung, paru-paru kronis, TBC, sesak nafas, asthma, insomnia, stroke
- Meningkatkan gairah dan kesuburan
- Meningkatkan kecerdasan
- Osteoporosis
- Gangguan mata

Komposisi:
Minyak Sari Buah Merah (pandanus conoideus)
Habbatus Sauda (Nigella Sativa)

Aturan Pakai:
- Untuk menjaga stamina: 2 x 2 kapsul/hari
- Untuk pencegahan penyakit: 2 x 3 kapsul/hari
- Untuk pengobatan: 3 x 3 kapsul/hari
- Anak-anak: 1 x 2 kapsul/hari
read more “Buah Merah Wamena (BMW) plus Habbatus Sauda 60 kapsul, POM TR. 093301681, CV BAF Bekasi”

Sabtu, 26 November 2011

10 Sahabat Nabi Dijamin Surga, Pustaka Imam asy-Syafi'i

Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i
Penulis: Muhammad Ahmad 'Isa
Harga: Rp 50.000
Deskripsi:
Pada zaman yang miskin teladan ini, tatkala banyak manusia sudah menyimpang dari tuntunan ilahi dan tidak lagi bercermin dari diri Muslim sejati, ada baiknya sejenak kita hidup bersama para Sahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Sebagai generasi terbaik—setelah para Nabi —keteguhan iman, kelurusan tauhid, kegigihan ibadah, ketulusan hati, keadilan sikap, dan kesabaran mental mereka patut dijadikan renungan-evaluasi objektif.
Buku ini lebih dari sekadar penuturan kisah sepuluh Sahabat yang dijamin masuk Surga. Ia memuat fakta sejarah yang pernah dilalui oleh:
1. Abu Bakar ash-Shiddiq 
2. Umar bin Khatab 
3. Ustman bin Affan 
4. Ali bin Abi Thalib
5. Thalhah bin Ubaidillah 
6. Zubair bin Awwam 
7. Sa’ad bin Abi Waqas 
8. Said bin Zaid
9. Abdurrahman bin Auf 
10. Abu Ubaidah Abdullah bin al Jarh 
radhiallaahu 'anhum.
Pembahasannya sarat dengan gambaran nyata tentang kepribadian, kemuliaan, kerja keras, dan manis pahit perjuangan hidup mereka yang nyaris sempurna serta begitu istimewa. Madrasah Nubuwah yang telah mendidik mereka hingga berhasil menjadikan hampir separuh belahan dunia ketika itu terjamah oleh kemuliaan Islam. Pembahasan-pembahasan di dalamnya tidak perlu diragukan karena mengacu kepada referensi-referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Cerita-cerita liar yang beredar terkait beberapa orang di antara mereka juga diluruskan di sini.
Sebagai cermin hidup, buku ini menjadi sangat penting dimiliki setiap Muslim dalam meniti roda kehidupan yang semakin haus akan keteladanan rabbani. Melalui internalisasi nilai-nilai yang dikandungnya, setiap paragraf dalam buku ini akan membantu kita untuk terlahir kembali sebagai seorang Muslim yang patut menjadi teladan bagi sesamanya.
Selamat Membaca.
read more “10 Sahabat Nabi Dijamin Surga, Pustaka Imam asy-Syafi'i”

Pesona Surga, Pustaka Imam asy-Syafi'i

Penerbit: Pustaka Imam asy-Syafi'i
Penulis: 'Abdul Halim bin Muhammad Nashshar as-Salafi
Harga: Rp 120.000
Deskripsi:
Pesona Surga ... Siapakah yang tidak mau memasukinya?
Penjelasan lengkap perihal segala kenikmatan Surga yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya ... 
Saya katakan—hanya Allah Ta’ala pemberi taufik—bahwa membaca buku ini diumpamakan seperti sedang mengunjungi Daarus Salaam (Surga) dalam keadaan terjaga, tidak melalui mimpi. Adakah yang lebih dicintai oleh seorang Mukmin daripada dibukakannya pintu Daarus Salaam untuknya, kemudian dikatakan kepadanya: “Silakan, wahai kekasih Allahk; hiasilah matamu, jiwamu, dan seluruh inderamu dengan beragam kenikmatan tetap berupa sungai-sungai Surga, istananya, bidadarinya, permadaninya, tempat tidurnya, makanannya, minumannya, naungannya; serta lihatlah keridhaan dan ucapan salam Allahkkepada penghuninya!”
Itulah perumpamaan membaca buku karya ‘Abdul Halim as-Salafi ini.

Satu hal yang mesti diketahui oleh pembaca sebelum membacanya adalah bahwa apa yang akan ia saksikan dalam kunjungan ini merupakan sesuatu yang benar dan yakin adanya, tanpa diragukan lagi. Karena rujukan buku ini merupakan kumpulan ayat-ayat al-Qur-an; juga hadits-hadits yang shahih sanadnya dan populer periwayatannya, serta relevan dengan al-Qur-an.
Demikianlah, kami tidak dapat mengapresiasi lebih selain memberi selamat kepada setiap pembaca buku ini atas kunjungannya ke Daarus Salaam (Surga), seraya berpesan: “Berhati-hatilah, jangan sampai musuhmu (syaitan) mengeluarkan kamu dari Surga, sebagaimana yang dialami oleh nenek moyangmu (Adam dan Hawa). Semoga keduanya dan dirimu diberikan keselamatan oleh Allah Ta’ala.”


SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZA-IRI

(Staf Pengajar di Masjid Nabawi, Madinah)
read more “Pesona Surga, Pustaka Imam asy-Syafi'i”