Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu,
Ahlan wa sahlan, selamat datang di blog Toko Buku An-Naajiyah. Kunjungi toko kami di jln. Bangka Raya no D3-4, Perumnas 3 Bekasi. Dapatkan discount-discountnya. Atau dapat dipesan dengan mengontak kami di +6281219112152, +622170736246, E-mail gwsantri@gmail.com, maka barang akan dikirim ketempat tujuan setelah dikurangi discount dan ditambahkan ongkos kirim yang ditanggung oleh si pemesan. Kunjungi juga toko online kami di www.tb-an-naajiyah.dinomarket.com.

Pembayaran:
1. Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, no 7000739248, kode ATM Bersama 451, a.n Gusti Wijaya Santri.
2. Bank Muamalat cabang Kalimas Bekasi, no 0218913136, kode ATM Bersama 147, a.n Gusti Wijaya Santri

Pengiriman pesanan menggunakan JNE/Pos Indonesia/Indah Cargo/Pahala Kencana/jasa pengiriman yang disepakati.

Semoga kehadiran toko dan blog ini dapat memberikan manfa'at untuk Saya khususnya dan semua pengunjung pada umumnya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Banner

Minggu, 28 Februari 2016

Sisi Kajian - Kakek, Depok dan Cikarang

Teringat kejadian selepas tabligh akbar ustadz Yazid di masjid walikota Depok. Saya lihat ada seorang kakek tua dengan jenggot sudah kebanyakan putihnya. Perkiraan saya sudah lebih 60 tahun umurnya. Sambil menunggu peserta kajian sepi, kami mengobrol, lantas sang kakek bercerita bahwa dia sangat bersyukur dia bisa hadhir di tabligh akbar ustadz Yazid Jawas, yang sebelumnya hanya dia dengar namanya saja. Dia menceritakan bahwa dia tinggal di Cikarang. Dia sangat bersyukur di usianya yang sudah tua, dia diberi hidayah Sunnah demikian juga kondisi keluarganya, yang Alhamdulillah sudah mengenal dakwah Salaf semua. Walau tantangan di daerahnya tinggal tidaklah mudah. Anak-anaknya, salah satunya bekerja sebagai kuli bangunan disalah satu proyek di Depok. Dia datang dari Cikarang ke Depok untuk ziarah ke anaknya tersebut. Tapi, Qaddarallah anaknya tidak ada di tempat. Dalam perjalanannya dia melihat ada spanduk tabligh akbar ustadz Yazid Jawas Hafizhahullah, maka dia dengan semangat menghadhiri majelis tersebut sambil berharap putranya juga akan hadhir disana. Qaddarallah, dia tidak berjumpa dengan anaknya. Dia memutuskan untuk pulang ke Cikarang. Setelah saya tanya, baru dia menjaskan bahwa dia pulang ke Cikarang dengan berjalan kaki. Saya kaget karena jarak Depok - Cikarang, bukanlah jarak yang dekat. Dia menjawab paling satu hari sampai. Dia katakan dia biasa menghadhiri majelis ta'lim di Amar Ma'ruf atau yang lainnya dengan berjalan kaki. Bergetar rasanya hati ini, sungguh luar biasa semangat mereka, kecil rasanya jiwa ini. Saya mau mengajak ikut ke mobil yang saya sewa, rasanya sudah tidak mungkin karena sudah penuh dengan istri dan anak-anak saya. Saya kontak teman-teman dari Rawa Semut, mereka sudah jauh dari masjid tersebut. Teringat akan teman dari Perumnas 3, dia bawa mobil juga. Saya kontak ternyata beliau belum terlalu jauh dan masih ada bangku yang kosong, beliau memutar kembali kendaraannya. Alhamdulillah, sang kakek akhirnya bisa ikut serta pulang ke Cikarang. #Cerita seorang ikhwan Diceritakan kembali oleh Abu Muhammad Gusti Rawaroko, Jum'at, 17 Oktober 2014
read more “Sisi Kajian - Kakek, Depok dan Cikarang”