Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu,
Ahlan wa sahlan, selamat datang di blog Toko Buku An-Naajiyah. Kunjungi toko kami di jln. Bangka Raya no D3-4, Perumnas 3 Bekasi. Dapatkan discount-discountnya. Atau dapat dipesan dengan mengontak kami di +6281219112152, +622170736246, E-mail gwsantri@gmail.com, maka barang akan dikirim ketempat tujuan setelah dikurangi discount dan ditambahkan ongkos kirim yang ditanggung oleh si pemesan. Kunjungi juga toko online kami di www.tb-an-naajiyah.dinomarket.com.

Pembayaran:
1. Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, no 7000739248, kode ATM Bersama 451, a.n Gusti Wijaya Santri.
2. Bank Muamalat cabang Kalimas Bekasi, no 0218913136, kode ATM Bersama 147, a.n Gusti Wijaya Santri

Pengiriman pesanan menggunakan JNE/Pos Indonesia/Indah Cargo/Pahala Kencana/jasa pengiriman yang disepakati.

Semoga kehadiran toko dan blog ini dapat memberikan manfa'at untuk Saya khususnya dan semua pengunjung pada umumnya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Banner

Minggu, 06 Februari 2011

Ciri-ciri Orang Dirasuki Jin dan Terapi Penyembuhannya

Hits:

Sungguh aneh, seseorang yang belum pernah belajar bahasa Arab atau bahkan tidak mengenal bahasa Arab, tiba-tiba saja pandai berbicara dengan bahasa  Arab. Dan tidak jauh berbeda, seorang yang berdomisili di Jawa Barat dan kurang begitu paham dengan bahasa Jawa, tiba-tiba dengan lembut  berbicara bahasa Jawa Krama Inggil dengan begitu fasihnya. Demikianlah  salah satu fenomena yang pernah kita jumpai di masyarakat kita. Mengapa  hal itu bisa terjadi? Dan ada apa dibalik semua itu?

Akankah kita menganggap bahwa hal itu hanyalah halusinasi semata  karena pikiran orang tersebut sedang kosong, sehingga hal tersebut tidak perlu dihiraukan? Dengan kata lain, sebagian orang menganggap bahwa ini adalah salah satu gejala psikologis. Ataukah  kita menganggap bahwa dia kerasukan setan sehingga harus dibawa ke dukun, orang pintar atau  semacamnya agar dibebaskan dari belenggu setan? Na’udzubillahi min  dzalik. Kita berlindung dari menjawab dengan kedua anggapan di atas,  karena jika kita menganggap bahwa fenomena di atas hanyalah gejala  psikologis semata yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan  gangguan-gangguan spiritualitas seseorang, maka sungguh bisa jadi kita  mendustakan keberadaan makhluk yang telah Allah ciptakan, yaitu jin.  Padahal sudah sangat jelas adanya dalil tentang keberadaan makhluk  ciptaan Allah yaitu jin, serta adanya dalil yang menunjukkan bahwasanya  seseorang itu bisa kerasukan jin.

Allah Ta’ala berfirman di dalam surat Adz-Dzariyat ayat ke-56 yang  artinya, “Tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk  beribadah kepadaKu”. Perhatikanlah bahwasanya di dalam ayat tersebut  Allah menciptakan dua makhluk yang sama-sama ditugaskan untuk  menyembahNya. Jin diciptakan berdampingan dengan kita, hanya saja Allah  telah memisahkan alamnya dengan alam kita. Dan hanya Allah Dzat yang  tahu akan perkara yang ghaib.”

Wahai orang-orang yang menganggap bahwasanya kesurupan jin adalah  sesuatu yang mustahil ! Ketahuilah bahwa kebenaran adanya fenomena  kesurupan jin bukanlah sekedar imajinasi, halusinasi, khurafat, tahayul  atau apalah namanya. Namun hal itu adalah  peristiwa nyata yang didukung oleh banyak dalil dari Al Qur’an, hadits, serta merupakan ijma’ ulama.

Allah Ta’ala berfirman,
“Orang-orang yang makan(mengambil) riba tidak dapat berdiri  melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran  (tekanan) penyakit gila.” (Qs. Al-Baqarah: 275)

Dalam hadits diriwayatkan dDari Utsman bin Abi Ash radhiyallahu  ‘anhu berkata,

“Tatkala Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menugaskanku untuk  mengurursi kota Thaif, ada sesuatu yang mengganggu diriku dalam shalatku sehingga saya tidak sadar tatkala menjalankan shalat. Tatkala aku  merasakan hal itu, maka aku pergi menemui Rasulullah.

Beliau bertanya,“Ibnu Abi Ash?!”

Jawabku, “Ya, wahai Rasulullah.”

Beliau bertanya lagi, “Apa yang mendorongmu kemari?”

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, ada sesuatu yang mengganggu diriku  dalam shalatku sehingga saya tidak sadar tatkala menjalankan shalat.”

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itu adalah setan,  kemari mendekatlah kepadaku”. Akupun mendekati beliau sedangkan  beliau duduk di hadapanku. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian  memukul dadaku dengan tangannya dan meludah ke mulutku seraya  berkata,”Keluarlah wahai musuh Allah!” Beliau melakukan hal itu sebanya  tiga kali kemudian bersabda, “Lanjutkan lagi tugasmu.” Utsman  berkata, “Sungguh, setelah itu saya tidak merasakan sesuatu itu  mengangguku lagi.”
(Sanad hadits ini shahih sebagaimana ditegaskan oleh Al-Busyairi dalam Misbah Zujajah (4/36-Sunan) dan Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah 6/1002/2. Bahkan ada jalur-jalur lainnya yang menambah kuat keabsahan  hadits ini)

Oleh karena itu Syaikh Al-Albani rahimahullah berkomentar,” Dalam  hadits ini terdapat dalil yang sangat jelas bahwa setan bisa merasuk ke  badan manusia sekalipun dia orang yang beriman dan shalih. Banyak hadits yang mendukung adanya hal itu.” (Ash-Shahihah 6/1002/2)

Untuk dalil dari ijma’ ulama penulis bawakan perkataan dari Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, beliau berkata,  “Al-Qur’an, sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan  kesepakatan umat telah menunjukkan bahwa jin bisa masuk pada jasad  manusia. Lantas pantaskah bagi orang yang mengaku berilmu untuk  mengingkarinya tanpa pijakan ilmu dan petunjuk. Laa haula wa laa quwwata illa billahi.”

Terdapat juga pendapat ahli kedokteran yang mengakui adanya fenomena  kesurupan. Seorang pakar ilmu kedokteran sekaligus ilmu islam lainnya,  Syaikhul Islam kedua,  Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan, “Kesurupan itu ada dua macam: Kesurupan karena ruh-ruh jahat (baca:  setan) dan kesurupan karena tercampurnya benda-benda yang kotor  (penyakit kejang-kejang, ayan dan sejenisnya). Kesurupan jenis kedua  inilah yang biasa dijadikan topik pembicaraan di kalangan ahli medis  tentang faktor penyebab dan cara pengobatannya.”

Adapun kesurupan karena ruh-ruh (baca: jin), maka para pakar ilmuwan  kedokteran tidak menolaknya, dan mereka mengakui bahwa cara  pengobatannya yaitu dengan melawan ruh-ruh jelek dan keji tersebut  dengan ruh-ruh yang baik dan suci sehingga melawan segala bentuk  pengaruhnya dan mengusirnya.

Telah jelaslah wahai saudariku, bahwasanya fenomena seseorang  kerasukan jin adalah benar adanya. Mengingkarinya adalah pendapat yang  sungguh bathil. Karena sudah jelasnya dalil-dalil yang menunjukkan akan  hal itu, yang pasti bisa diterima oleh akal  sehat. Jadi yang perlu  sangat diperhatikan, bahwasanya perihal mengimani/mempercayai adanya jin serta perbuatannya adalah termasuk permasalahan aqidah. Oleh karena  itu, kita harus berhati-hati di dalam berucap dan bertingkah menyikapi  adanya fenomena orang yang kesurupan jin.

Tanda –tanda seorang kerasukan jin
Berikut ini ada beberapa tanda-tanda yang bisa dikenali dari seseorang  yang kemasukan ruh jahat/ kesurupan

  1. Tanda dalam tidurnya
  1. Sulit tidur malam.
  2. Banyak bangun malam.
  3. Mimpi yang menakutkan.
  4. Melihat binatang dalam tidurnya seperti kucing, anjing.
  5. Giginya mengerat.
  6. Tertawa, mengigau, teriak dalam tidur.
  7. Mengaduh-aduh dalam tidur.
  8. Mimpi jatuh dari tempat yang tinggi.
  9. Mimpi dirinya di kuburan, tempat-tempat yang kotor atau jalan yang  menakutkan.
  10. Mimpi melihat sesuatu dengan sifat-sifat aneh (tinggi sekali,  hitam, menakutkan dll).
  11. Mimpi melihat bayang-bayang dirinya dalam tidurnya.
  12. Tanda saat sadar
  1. Pusing terus menerus, dengan catatan bukan pusing karena ada badan  yang sakit.
  2. Berpaling dari berdzikir kepada Allah.
  3. Hilang akalnya.
  4. Lemah dan malas.
  5. Mengkerut salah satu syarafnya (selalu tegang).
  6. Merasa sakit pada salah satu anggota badan yang dokter tidak mampu  mengungkap jenis penyakitnya.
  7. Sempoyongan saat berjalan dan bicaranya tidak jelas.

Terdapat juga cara lain yang bisa digunakan untuk mengenali orang  yang kesurupan, yaitu dengan menyenteri bola mata pasien. Pada  bola  mata akan kita dapati garis-garis seperti jam. Apabila pada titik jam  sebelas (pada jam sebelas) ada garis melintang menembus manik mata  menuju angka lima  (pada jam) itu berarti kesurupan, dan jika tidak ada  berarti penyakit lain. Wallahu a’lam

Lalu wahai saudariku,, apa yang harus kita lakukan jika suatu saat  hal itu menimpa salah satu kerabat kita, teman kita, bahkan bisa jadi  kita sendiri. Akankah kita menyerahkan kepada pihak yang dianggap oleh  sebagian masyarakat sebagai “orang pinter” sehingga tercampurlah  noda-noda kesyirikan dalam diri kita? Jawabannya tentu tidak.  Na’udzubillahi min dzalik. Karena agama yang sempurna ini telah  menjelaskan berbagai hal tentang cara mencegah maupun mengobati orang  yang terkena penyakit tersebut. Sebagaimana dengan dzikir-dzikir yang  telah Rasulullah ajarkan.

Oleh karena itu, hati-hatilah wahai saudariku janganlah kita sampai  salah mengambil tindakan untuk menangani penyakit tersebut dengan  cara-cara yang tidak disyari’atkan, karena saat ini ternyata sudah mulai bermunculan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh “orang-orang  pintar” yang katanya untuk membekali para guru di sekolah dalam  menangani hal-hal semacam itu, dimana murid-murid di sekolah tersebut  seringkali mengalami kesurupan.

Terapi untuk orang yang kesurupan Jin
Terapi untuk orang yang kesurupan itu ada dua cara:
  1. Tindakan preventif (pencegahan sebelum terjadi)
  2. Cara ini dapat ditempuh dengan berupaya menjaga dzikir dan doa pagi dan  petang yang shahih, termasuk diantaranya seperti bacaan ayat kursi,  sebab orang yang membacanya pada suatu malam, niscaya Allah akan selalu  menjaganya dan setan tidak berani mendekatinya hingga datang waktu pagi. Demikian pula surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas serta doa/dzikir pagi  dan petang sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah dalam hadits-haditsnya.
  3. Mengobati setelah terjadinya kesurupan
  4. Cara ini dapat ditempuh dengan ruqyah syar’iyah, yaitu membacakan  ayat-ayat Al-Qur’an, terutama yang berkaitan tentang ancaman, peringatan dan perlindungan kepada Allah dari syetan, sehingga jin itu keluar dari badan orang yang kesurupan dengan dibarengi keimanan dan tawakal yang  mantap kepada Allah bagi orang yang meruqyah dan diruqyah.

Demikianlah wahai saudariku apa yang dapat penulis sampaikan. Semoga  bermanfaat dan kita senantiasa dilindungi dari perbuatan-perbuatan  syirik, yang dapat mengantarkan kita kekal di neraka. Wallahu Musta’an

Penulis: Ummu Afra Nana
Muroja’ah: Ust. Aris Munandar

Maraji’:
- Do’a dan Wirid, Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut Al Qur’an dan  As-Sunnah” oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafidzahullah.  Penerbit Pustaka Imam Syafi’i, Bogor
- Uyunul Anba fi Thabaqat Al-Athibba’ hal 3 oleh Ibnu Ab ‘Ushibah
- Kesurupan Jin (Abu Ubaidah Al-Atsari), Majalah Al Furqon, edisi 10 Th  III
- Meruqyah Diri Sendiri Sesuai Syar’i. Tim Daar Ibnu Atsir.(Daar An Naba)

***
Artikelmuslimah.or.id
Judul Asli :Wahai Saudariku, Imanilah bahwa Jin itu Ada