Ahlan Wa Sahlan

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuhu,
Ahlan wa sahlan, selamat datang di blog Toko Buku An-Naajiyah. Kunjungi toko kami di jln. Bangka Raya no D3-4, Perumnas 3 Bekasi. Dapatkan discount-discountnya. Atau dapat dipesan dengan mengontak kami di +6281219112152, +622170736246, E-mail gwsantri@gmail.com, maka barang akan dikirim ketempat tujuan setelah dikurangi discount dan ditambahkan ongkos kirim yang ditanggung oleh si pemesan. Kunjungi juga toko online kami di www.tb-an-naajiyah.dinomarket.com.

Pembayaran:
1. Bank Syariah Mandiri cabang Bekasi, no 7000739248, kode ATM Bersama 451, a.n Gusti Wijaya Santri.
2. Bank Muamalat cabang Kalimas Bekasi, no 0218913136, kode ATM Bersama 147, a.n Gusti Wijaya Santri

Pengiriman pesanan menggunakan JNE/Pos Indonesia/Indah Cargo/Pahala Kencana/jasa pengiriman yang disepakati.

Semoga kehadiran toko dan blog ini dapat memberikan manfa'at untuk Saya khususnya dan semua pengunjung pada umumnya.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu

Banner

Senin, 20 Oktober 2014

Sisi Kajian - Tumpangan Gratis

Hits:

Sumber foto http://yvcibc.wordpress.com
Selepas tabligh akbar ustadz Yazid di salah satu daerah di belakang pasar Tambun (Yapemas kalau nggak salah). Setelah shalat Dzuhur, satu persatu peserta kajian meninggalkan masjid, termasuk juga saya.

Saya lihat tidak ada ojek, berangkat tadi memang naik angkot dilanjut naik ojek dari pasar Tambun. Jalan kaki saja, pikir saya, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari jalan yang dilalui angkot.
Terlihat beberapa peserta kajian yang pulang berkendara motor, ada yang sendirian ada yang berboncengan, demikian juga yang menggunakan mobil dan yang berjalan kaki juga banyak, termasuk saya.
Ada yang mengklakson ketika mereka melewati saya, baik yang bermotor atau bermobil, lebih banyak yang lewat saja tanpa menyapa.

Belum terlalu jauh berjalan, tiba-tiba ada motor yang menghampiri dan pengendaranya mengucapkan salam dan berhenti. Dia bukan orang asing bagi saya, karena mungkin hampir sebagian besar ikhwah Salafi khususnya daerah Bekasi mengenal beliau dan sebagian ikhwah menyebutnya sebagai "icon" kajian Salaf. Dimana ada tabligh akbar, pasti beliau berperan serta, terkadang menjadi pembawa acara atau yang lainnya. Wajahnya juga terkadang dengan kesibukannya sebagai panitia sering melintas di VCD-VCD kajian, baik kajian ustadz-ustadz ataupun ulama dari Timur Tengah. Tapi beberapa waktu kemudian, beliau jarang terlihat, dan baru terlihat lagi saat ini. (Alhamdulillah di masa-masa akhir kajian di Amar Ma'ruf berapa bulan lewat, beliau terlihat aktif lagi).
Setelah bertegur sapa, saling menanyakan khabar dan lain-lain, beliau menawarkan tumpangan untuk sampai ke jalan yang dituju, sayapun mengiyakan dan ikut dengan beliau. Dalam perjalanan tersebut, beliau Hafizhahullah menyesalkan bagaimana muamalah para ikhwah yang sangat berat untuk menawarkan tumpangan baik yang menggunakan roda dua atau roda empat sekalipun, padahal mereka sendiri di motor atau mobil mereka dan hal tersebut bukan hal yang susah untuk dilakukan.
Saya yang sebelumnya, tidak memeperhatikan hal tersebut sebelumnya, menjadi memikirkan juga kata-katanya, dan membenarkan hal tersebut karena selama perjalanan itu saja banyak sekali ikhwah yang bermotor sendiri atau yang bermobil dengan kursi kosong di mobilnya masih ada, lewat baik dengan cepat atau lambat. Sementara yang berjalan kaki juga sangat banyak.

Saya tanyakan juga apakah beliau sendirian, beliau bilang bahwa beliau hadhir dengan keluarganya. Setelah sampai di jalan yang dituju, beliau menunjuk ke sebuah tenda warung, seorang ummahat dan berapa orang anak kecil sedang menunggu disana. Ternyata disitu istri dan anak beliau menunggu.
Setelah sampai, beliau izin untuk kembali lagi ke tempat kajian untuk menawarkan tumpangan kepada ikhwah yang berjalan kaki seperti saya. Masya Allah, ternyata itu dilakukankannya berulang-ulang. (teringat dulu perkataannya kepada saya, bahwa beliau bukanlah orang yang berilmu, bukan juga orang kaya, tapi beliau berkeinginan untuk dapat memberikan sumbangsihnya untuk dakwah, beliau katakan bahwa beliau hanya memiliki tenaga, maka tenaga itulah yang bisa beliau sumbangkan untuk kemajuan dakwah barokah ini).

‪#‎Cerita‬ Seorang Ikhwan

Toko Buku an-Naajiyah, Perumnas 3 Bekasi, 20 Oktober 2014 (Hari pelantikan pak Jokowi sebagai presiden baru Indonesia menggantikan pak SBY)
Diceritakan kembali oleh Abu Muhammad Gusti